Di bawah kepemimpinannya, Padjajaran mengalami masa kejayaan, terutama dalam bidang pertanian dan perdagangan.
BACA JUGA:Mengungkap Kejayaan 7 Kerajaan Besar Afrika Kuno yang Memengaruhi Sejarah
Kebudayaan Sunda pada masa itu berkembang dengan pesat, terlihat dari seni pertunjukan, sastra, dan arsitektur.
Kerajaan ini juga dikenal dengan sistem pertanian yang maju dan pemanfaatan irigasi yang baik, sehingga mampu menghasilkan berbagai komoditas pertanian yang melimpah.
Hubungan dengan Kerajaan Lain
Dalam konteks politik, Kerajaan Padjajaran memiliki hubungan diplomatik dengan berbagai kerajaan lain, termasuk Majapahit yang berkuasa di Jawa Timur.
Meskipun terjadi hubungan baik, ketegangan antara kedua kerajaan ini tidak dapat dihindari. Konfrontasi terjadi, terutama ketika Majapahit mencoba menguasai wilayah Sunda.
BACA JUGA:Mengenal 5 Suku Berpengaruh di Nusa Tenggara Timur: Sejarah, Budaya, dan Kearifan Lokal
Pada abad ke-15, setelah melewati beberapa konflik dan tantangan dari kerajaan lain, Kerajaan Padjajaran mulai mengalami kemunduran.
Salah satu penyebabnya adalah serangan dari kerajaan Islam seperti Demak yang semakin menguat dan berambisi untuk menyebarkan pengaruhnya di Jawa.
Masa Kehancuran
Kehancuran Kerajaan Padjajaran terjadi secara bertahap, terutama setelah serangan dari Kesultanan Demak yang berhasil menaklukkan Pakuan pada awal abad ke-16.
Banyak wilayah Padjajaran yang jatuh ke tangan Demak, dan secara perlahan, pengaruh Kerajaan Padjajaran mulai memudar.
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Megalitikum di Sembahe: Pesona dan Misteri Gua Umang
Dalam catatan sejarah, pada tahun 1579, Raja terakhir Padjajaran, Raja Sri Baduga, akhirnya terpaksa mengakui kekuasaan Demak.
Setelah itu, banyak rakyat Sunda yang beralih ke ajaran Islam, yang menjadi titik awal pergeseran kekuasaan dan budaya di wilayah tersebut.