Serangan Rajendra Chola I ke Sriwijaya
Pada tahun 1025 M, Rajendra Chola I memimpin serangan besar-besaran ke wilayah Sriwijaya.
BACA JUGA:Mengungkap Kejayaan 7 Kerajaan Besar Afrika Kuno yang Memengaruhi Sejarah
Ekspedisi militer ini tercatat dalam prasasti Tanjore yang mengabadikan kemenangan Rajendra atas berbagai kerajaan di Nusantara.
Dengan armada kapal yang kuat, pasukan Chola melancarkan serangan kilat ke beberapa wilayah di bawah kendali Sriwijaya, seperti Kedah, Pulau Langkawi, Pahang, dan Tumasik (Singapura modern).
Ekspedisi militer Rajendra Chola I bukan hanya untuk merebut wilayah-wilayah tertentu, tetapi juga untuk menunjukkan kekuatan militer Kerajaan Chola kepada dunia.
Serangan Chola yang mengejutkan ini berhasil menguasai wilayah-wilayah strategis di Selat Malaka dan mengganggu dominasi Sriwijaya di kawasan tersebut.
BACA JUGA:Mengenal 5 Suku Berpengaruh di Nusa Tenggara Timur: Sejarah, Budaya, dan Kearifan Lokal
Beberapa catatan sejarah menunjukkan bahwa Raja Sriwijaya, Sangrama Vijayottungavarman, ditangkap atau setidaknya terpaksa tunduk kepada kekuasaan Chola setelah kekalahan tersebut.
Dampak Penaklukan Chola atas Sriwijaya
Penaklukan Chola atas Sriwijaya membawa dampak besar bagi kedua kerajaan tersebut serta bagi perdagangan maritim di Asia Tenggara.
Bagi Sriwijaya, serangan ini melemahkan pengaruhnya di kawasan Selat Malaka dan menjadi salah satu penyebab kemunduran kerajaan ini di kemudian hari.
Meski Sriwijaya mampu bertahan beberapa dekade setelah serangan ini, pengaruhnya mulai pudar seiring dengan munculnya kekuatan-kekuatan lain di Nusantara, seperti Kerajaan Melayu dan Majapahit.
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Megalitikum di Sembahe: Pesona dan Misteri Gua Umang
Sementara itu, bagi Kerajaan Chola, ekspedisi ini meningkatkan prestise dan pengaruhnya di wilayah Asia Tenggara.
Chola berhasil menancapkan pengaruhnya di beberapa wilayah strategis dan memperluas hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara.