Salah satu daya tarik utama Candi Sukuh adalah adanya arsitektur yang berfungsi sebagai tempat pemujaan, menunjukkan bahwa masyarakat pada zaman tersebut memiliki kepercayaan yang kuat terhadap kekuatan spiritual.
Zaman Megalitikum juga dikenal dengan praktik penguburan yang unik.
Banyak situs megalitik di Indonesia memiliki kuburan batu, seperti dolmen dan menhir, yang berfungsi sebagai tempat pemakaman.
Praktik ini tidak hanya menunjukkan penghormatan terhadap orang yang telah meninggal, tetapi juga mencerminkan keyakinan masyarakat akan kehidupan setelah mati.
BACA JUGA:Mengungkap Kekayaan Sejarah: Lima Wisata Religi yang Wajib Dikunjungi di Palestina
Ritus pemakaman yang dilakukan biasanya melibatkan berbagai upacara dan persembahan, yang menunjukkan adanya sistem kepercayaan yang mendalam dalam masyarakat megalitik.
Keberadaan artefak-artefak yang ditemukan di situs-situs megalitik juga memberikan gambaran yang menarik tentang kehidupan sehari-hari masyarakat pada masa itu.
Alat-alat dari batu, perhiasan, dan benda-benda seni lainnya mencerminkan keterampilan dan kreativitas yang tinggi.
Ini menunjukkan bahwa masyarakat pada Zaman Megalitikum tidak hanya mampu menciptakan alat untuk bertahan hidup, tetapi juga memiliki keinginan untuk mengekspresikan diri melalui seni.
BACA JUGA:Kampung Para Bangsawan Majapahit: Sejarah Pinggiran Trowulan yang Terlupakan
Warisan budaya Zaman Megalitikum juga penting dalam konteks pelestarian budaya.
Di tengah arus modernisasi yang semakin cepat, situs-situs megalitik ini harus dilindungi dan dilestarikan.
Mereka bukan hanya peninggalan sejarah, tetapi juga sumber identitas dan kebanggaan bagi generasi mendatang.
Upaya pelestarian ini tidak hanya melibatkan pemerintah, tetapi juga masyarakat lokal yang memiliki peran penting dalam menjaga dan merawat situs-situs tersebut.
BACA JUGA:Fakta Sejarah yang Mengejutkan: Enam Negara yang Pernah Menjadi Bagian dari Indonesia
Menelusuri warisan budaya prasejarah dari Zaman Megalitikum adalah sebuah perjalanan yang mengagumkan.