Jenkins, yang sebelumnya dilarang masuk Indonesia karena bukunya "Soeharto and His Generals", akhirnya dapat kembali berkat bantuan Jenderal Soemitro.
Ia menggambarkan Soeharto sebagai sosok yang penuh kontradiksi: seorang pemimpin visioner sekaligus diktator.
Soeharto dikenal sebagai pribadi yang ramah dan sederhana, namun di balik itu, ia mampu mengambil keputusan-keputusan yang keras.
Meskipun berhasil membangun ekonomi Indonesia, ia juga mengabaikan demokrasi.
BACA JUGA:Pengabdian dan Kesetiaan Hang Tuah, Kisah Pahlawan Melayu yang Menginspirasi
Sejak lahir, hidup Soeharto sudah dipenuhi tantangan. Ayahnya, Karterejo, bekerja sebagai pengatur irigasi di desa, sedangkan ibunya, Sukirah, adalah istri kedua Karterejo.
Saat Soeharto belum genap 40 hari, ibunya meninggalkannya.
Setelah ditemukan dalam kondisi lemas, rumor tentang ketidakharmonisan keluarga ini beredar di kalangan elite.
Terdapat desas-desus bahwa Sukirah memiliki hubungan dengan seorang bangsawan sebelum menikah dengan Karterejo.
BACA JUGA:Anime Helck, Kisah Pahlawan yang Ingin Jadi Raja Iblis dan Hancurkan Manusia
Namun, Soeharto membantah isu tersebut dan menegaskan bahwa ia tidak memiliki darah biru.
Meskipun demikian, masa kecilnya diwarnai dengan ejekan dari teman-teman sebaya yang merendahkan.
Sebagai anak desa yang miskin, ia sering dipanggil dengan istilah yang menyakitkan, yang mengingatkan pada status sosialnya yang rendah.
Pengalaman-pengalaman ini membentuk karakter Soeharto, menumbuhkan rasa kesal dan motivasi dalam dirinya.
BACA JUGA:Kocak! Ini Dia Sinopsis Hancock, Kisah Pahlawan Super Bertingkah Kontroversial
Ia merasa sudah cukup menghadapi kemiskinan, ditambah lagi dengan hinaan dari teman-temannya.