Misteri dan Luka Sejarah Gunung Wilis: Legenda, Kisah Mistis, dan Warisan Budaya

Senin 04-11-2024,04:58 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Gunung Wilis, yang membentang di perbatasan beberapa kabupaten di Jawa Timur seperti Nganjuk, Madiun, Tulungagung, Kediri, dan Ponorogo, mencapai ketinggian sekitar 2.563 meter di atas permukaan laut.

Gunung ini dikenal dengan rute pendakiannya yang menantang serta kondisi yang masih alami, menjadikannya daya tarik tersendiri bagi para pecinta alam.

Asal Usul Nama Gunung Wilis

Nama "Wilis" diyakini berasal dari bahasa Jawa Kuno, dan ada beberapa cerita yang menjelaskan asal-usulnya. Salah satu kisah menghubungkan nama ini dengan makna "luka" atau "terluka," yang berhubungan dengan peristiwa masa lalu yang meninggalkan kenangan pahit di daerah ini.

Versi lainnya menyebutkan bahwa nama Wilis berasal dari kisah seorang putri yang mengasingkan diri di pegunungan ini karena patah hati.

BACA JUGA:Tiket Masuk Gunung Bromo Naik: Ini Alasan dan Dampaknya bagi Wisatawan dan Pelaku Usaha

BACA JUGA:Siap Mendaki Gunung Argopuro? Cek Harga Tiket dan Tips Persiapannya di Sini!

Selama era kolonial, kawasan Gunung Wilis juga pernah menjadi tempat persembunyian para pejuang kemerdekaan Indonesia, memanfaatkan medannya yang sulit untuk melancarkan serangan.

 Misteri Gunung Wilis

Selain pesona alam dan sejarahnya, Gunung Wilis juga dikenal dengan berbagai kisah mistis. Penduduk sekitar percaya bahwa gunung ini memiliki aura gaib, dan beberapa pendaki mengaku pernah mengalami kejadian aneh, seperti mendengar suara misterius atau melihat bayangan samar.

Salah satu cerita populer adalah tentang keberadaan kerajaan gaib di puncak Gunung Wilis yang dipimpin oleh sosok dengan kekuatan supranatural.

BACA JUGA:Harga Tiket Pendakian Gunung Gede Pangrango Terbaru, Catat Jadwal dan Aturannya!

BACA JUGA:Berapa Harga Tiket Pendakian Gunung Lawu? Cek Rincian dan Tipsnya di Sini!

Ada juga kisah tentang pendaki yang tersesat tanpa alasan jelas, merasa seolah-olah mereka terus berada di tempat yang sama meski sudah mengikuti jalur yang benar.

Fenomena ini dikaitkan dengan kehadiran "penunggu" gunung yang konon dapat membuat pendaki kehilangan arah.

Kategori :