Secara geologis, Gunung Patah merupakan bagian dari deretan pegunungan Bukit Barisan.
BACA JUGA:Warisan Budaya Suku Sasak: Sejarah dan Tradisi yang Tak Terpisahkan
Pembentukan gunung ini diperkirakan terjadi akibat aktivitas vulkanik yang berlangsung jutaan tahun yang lalu.
Proses erosi dan pengendapan telah membentuk lanskap unik yang dapat dilihat hingga saat ini.
Keberadaan flora dan fauna endemik di sekitar gunung menambah nilai ekologi kawasan ini, menjadikannya sebagai lokasi penelitian yang menarik bagi para ilmuwan.
Kehidupan Masyarakat
Kehidupan masyarakat di sekitar Gunung Patah tidak dapat dipisahkan dari sejarah dan budaya yang mengelilinginya.
BACA JUGA:Menelusuri Tradisi dan Sejarah Suku Jawa: Kearifan Lokal dalam Modernitas
Sebagian besar penduduk merupakan petani yang mengandalkan lahan pertanian di sekitar kaki gunung.
Hasil pertanian, seperti padi, sayuran, dan buah-buahan, menjadi sumber penghidupan utama mereka.
Selain bertani, masyarakat juga aktif dalam kegiatan ekonomi berbasis pariwisata.
Banyak pendaki yang datang untuk menikmati keindahan alam dan mencari pengalaman spiritual di puncak Gunung Patah.
BACA JUGA:Eksplorasi Suku Komering: Tradisi, Sejarah, dan Rumah Panggung di Sumatera
Interaksi antara masyarakat dan gunung telah melahirkan berbagai tradisi dan ritual.
Salah satunya adalah upacara syukuran yang dilakukan setiap tahun oleh masyarakat setempat.
Dalam upacara ini, mereka memberikan penghormatan kepada roh-roh yang dianggap menjaga gunung, serta meminta keselamatan dan keberkahan untuk hasil pertanian mereka.