Sebelum pergi ke Medang Kamulan, Aji Saka meninggalkan keris pusakanya di Gunung Kendeng agar dijaga oleh pengawalnya, Sembada.
Sementara dia dan abdi lainnya, Dora, bertandang ke Medang Kamulan dan saat itu mengaku mau dijadikan santapan.
Akan tetapi Aji Saka meminta syarat sebidang tanah sepanjang sorbannya kepada Dewata Cengkar.
BACA JUGA:Adu Visi Misi Calon Walikota Pagar Alam, KPU Jadwalkan Debat Publik
Ajaibnya, sorban tersebut terus memanjang sampai ke tepi laut selatan saat Dewata Cengkar mengukur tanah.
Di saat itulah Aji Saka menghempaskan sorbannya sampai Dewata Cengkar tenggelam di laut selatan.
Akhirnya Aji Saka mendirikan Kerajaan Medang Kamulan disana dan menjadi Raja dengan nama Prabu Wisaka.
Prabu Wisaka mengajari ilmu tata kehidupan dan adab dalam bermasyarakat kepada rakyatnya.
BACA JUGA:Dibalik Cerita Aksara Jawa! Inilah Sosok Ajisaka Sang Pendekar Terkuat di Pulau Jawa
Kerajaan ini diyakini oleh sebagian pendapat dianggap pernah berdiri di Jawa Tengah namun bukti keberadaannya tidak ditemukan.
Kerajaan ini dikatakan sebagai kerajaan historis karena bersumber dari mitologi dan tidak pernah ditemukan bukti-bukti arkeologinya.
Seperti peninggalan prasasti maupun peninggalan purbakala mengenai keberadaannya.
BACA JUGA:3 Nama Besar Pendekar Sakti Di Indonesia, Salah Satunya Bahkan Pernah Mengutuk Tanah Jawa?
Sumber-sumber mengenai kerajaan ini hanya pada cerita-cerita rakyat, misalnya seperti dalam legenda Rara Jonggrang, dan penyebutannya dalam beberapa naskah-naskah baru.
Cerita pewayangan versi Jawa menyebutkan bahwa Medang Kamulan adalah tempat bertahtanya Batara Guru.
Sosok diceritakan ini merupakan Pendekar paling sakti mandraguna pertama di pulau Jawa.