Ketika Belanda mulai memasuki Indonesia pada abad ke-17, mereka menyadari potensi strategis Pelabuhan Karangantu.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Masjid Seribu Tiang: Simbol Kemegahan Islam di Jambi
Belanda berusaha menguasai pelabuhan ini untuk mengendalikan jalur perdagangan di wilayah Banten.
Pada tahun 1680, Belanda mendirikan benteng di dekat pelabuhan untuk menjaga kekuasaan dan kepentingan perdagangan mereka.
Meskipun Karangantu sempat mengalami kemunduran akibat kebijakan kolonial, pelabuhan ini tetap menjadi titik penting dalam perdagangan lokal.
Selama periode kolonial, infrastruktur pelabuhan mengalami beberapa perbaikan, tetapi tetap tidak mampu menyaingi pelabuhan-pelabuhan besar lainnya seperti Sunda Kelapa.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Situs Candi Muaro Jambi: Warisan Budaya dari Kerajaan Melayu dan Sriwijaya
Meskipun demikian, Karangantu terus melayani kebutuhan masyarakat sekitar, terutama dalam hal transportasi dan perdagangan lokal.
Kebangkitan Pasca Kemerdekaan
Setelah Indonesia meraih kemerdekaan pada tahun 1945, Pelabuhan Karangantu mulai mengalami kebangkitan.
Pelabuhan ini kembali difungsikan sebagai jalur perdagangan dan transportasi laut yang penting.
Dengan dukungan pemerintah, infrastruktur pelabuhan ditingkatkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
BACA JUGA:Monumen Perjuangan Rakyat Palembang: Mengabadikan Sejarah dan Semangat Juang
Pelabuhan Karangantu kini melayani berbagai jenis barang, mulai dari hasil pertanian hingga produk industri.
Potensi dan Tantangan
Saat ini, Pelabuhan Karangantu tidak hanya berfungsi sebagai pelabuhan untuk perdagangan, tetapi juga sebagai tempat wisata yang menarik.