Menyusuri Sejarah Kapal PLTD Apung: Saksi Bisu Tragedi Aceh

Rabu 23-10-2024,08:30 WIB
Reporter : Gelang
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Kapal PLTD Apung Aceh adalah salah satu simbol ketahanan dan kebangkitan masyarakat Aceh pasca-bencana.

Kapal ini bukan hanya sekadar alat transportasi laut, tetapi juga menyimpan cerita mendalam tentang tragedi, harapan, dan keberanian masyarakat Aceh setelah tsunami yang menghancurkan pada 26 Desember 2004.

Latar Belakang

Pada tanggal 26 Desember 2004, bencana tsunami melanda Aceh dan sekitarnya, menyebabkan kerusakan yang sangat parah.

Gelombang besar yang disebabkan oleh gempa bumi berkekuatan 9,1 Skala Richter ini menghancurkan ribuan bangunan dan menewaskan ratusan ribu orang.

BACA JUGA:Tjong Yong Hian Gallery: Mengenang Sejarah dan Warisan Tokoh Penting Medan

Di tengah kekacauan tersebut, banyak artefak dan benda-benda yang menyimpan nilai sejarah terdampar atau hilang.

Salah satu dari benda tersebut adalah Kapal PLTD Apung.

Penemuan dan Lokasi

Kapal PLTD Apung awalnya adalah kapal pembangkit listrik yang dimiliki oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan digunakan untuk memasok listrik ke wilayah Aceh.

Setelah tsunami melanda, kapal ini terlempar dari pelabuhannya di Ulee Lheue dan tersangkut di atas sebuah rumah penduduk di Gampong Punge Blang Cut, Banda Aceh, sejauh sekitar 5 km dari laut.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Masjid Seribu Tiang: Simbol Kemegahan Islam di Jambi

Kapal ini merupakan saksi bisu dari kekuatan alam yang luar biasa dan dampak destruktif yang ditimbulkan oleh tsunami.

Fungsi dan Makna

Setelah ditemukan, kapal ini diubah menjadi monumen peringatan dan museum yang memberikan edukasi tentang bencana tsunami dan pemulihan Aceh.

Kategori :