Beberapa orang meyakini bahwa kabut tersebut bukanlah fenomena alam biasa, melainkan ulah dari makhluk-makhluk tak kasat mata yang mencoba menghalangi manusia dari memasuki wilayah suci mereka.
BACA JUGA:Menyingkap Sejarah dan Misteri Gunung Lumut: Gunung Suci di Kalimantan
Selain itu, terdengar pula kisah tentang suara-suara aneh yang sering terdengar di malam hari.
Beberapa pendaki melaporkan mendengar suara gong atau genderang yang seolah berasal dari dalam gunung, padahal tidak ada aktivitas manusia di sekitar gunung pada saat itu.
Suara-suara tersebut dipercaya sebagai tanda bahwa roh-roh leluhur sedang melakukan upacara di alam gaib.
Pantangan dan Larangan
Masyarakat Dayak memiliki beberapa pantangan yang harus diikuti ketika berkunjung ke Gunung Rorokoan.
BACA JUGA:Menguak Sejarah dan Misteri Mistis Gunung Liangpran di Kalimantan
Salah satu pantangan yang paling ketat adalah larangan berbicara kasar atau merusak alam di sekitar gunung.
Menurut kepercayaan lokal, tindakan semacam itu dapat mengundang kemarahan roh penjaga dan membawa malapetaka bagi para pelanggar.
Selain itu, beberapa orang tua adat juga memperingatkan para pendaki untuk tidak mendaki gunung pada waktu-waktu tertentu, terutama saat bulan purnama.
Mereka percaya bahwa pada waktu tersebut, aktivitas gaib di gunung berada pada puncaknya, dan manusia yang tidak berhati-hati bisa tersesat atau mengalami nasib buruk.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah dan Misteri Gunung Liangpahang, Gunung Penuh Aura Mistis di Kalimantan
Gunung Rorokoan memang tidak sepopuler gunung-gunung lainnya di Indonesia, namun daya tariknya terletak pada sejarah dan misteri yang menyelimutinya.
Bagi masyarakat Dayak, gunung ini adalah simbol spiritual yang harus dihormati dan dipelihara.
Kisah-kisah mistis yang mengitarinya menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dan alam.