Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai jalur perdagangan Selat Malaka dan memperluas kekuasaannya hingga ke Jawa Barat, Kalimantan Barat, Bangka, Belitung, Malaysia, Singapura, dan Thailand Selatan.
Untuk mengamankan wilayah lautnya, Sriwijaya membangun armada laut yang kuat, membuat kapal-kapal asing merasa aman untuk berdagang di wilayah tersebut.
Hal ini menjadikan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim yang sangat kuat pada masanya.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah dan Misteri Gunung Midangan di Jawa Timur
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah dan Misteri Pegunungan Kendeng: Dari Asal Usul Nama hingga Legenda
Runtuhnya Sriwijaya
Pada abad ke-11 M, Sriwijaya mulai mengalami kemunduran. Kerajaan Cola di bawah Raja Rajendra Coladewa berhasil menaklukkan raja Sriwijaya. Pada abad ke-13 M, Kerajaan Singasari dari Jawa berhasil mengalahkan Kerajaan Malayu, yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan Sriwijaya, melalui ekspedisi Pamalayu.
Sementara itu, kekuatan Sriwijaya terus melemah karena persaingan dengan kerajaan-kerajaan di Jawa.
Kemunduran ini dimanfaatkan oleh Kerajaan Sukhothai dari Thailand, yang merebut wilayah Semenanjung Malaysia dan Selat Malaka. Pada akhir abad ke-14 M, Sriwijaya akhirnya runtuh akibat serangan Majapahit.
Peninggalan-Peninggalan Bersejarah Kerajaan Sriwijaya
BACA JUGA:Menggali Sejarah dan Misteri Gunung Gajah: Di Balik Nama yang Memikat
BACA JUGA:Pegunungan Kapur Utara: Menyingkap Sejarah dan Misteri yang Tersembunyi
1. Prasasti Kedukan Bukit
Ditemukan di Sungai Batang, Palembang, prasasti ini bertuliskan tahun 686 M dengan aksara Pallawa dan bahasa Sansekerta, menceritakan kemenangan Dapunta Hyang.
2. Prasasti Kota Kapur
Ditemukan di Pulau Bangka, prasasti ini berisi kutukan bagi mereka yang melawan perintah raja Sriwijaya.