Wanita yang berasal dari Bengkulu tersebut menyumbang jasa besar dengan mempersembahkan bendera Merah Putih jahitan tangannya sendiri. Bendera jahitan Fatmawati bahkan masih tersimpan baik hingga sekarang.
Untuk mengenangnya Red Phoenix Picture mempersembahkan film The Rafflesia Story Fatmawati berjudul Jejak Merah Putih.
Film ini secara penuh mengangkat sisi keteguhan sosok Fatmawati. Berawal ketika wanita itu masih berusia belia, pertemuannya dengan Soekarno, sampai menjahit bendera di Jalan Pegangsaan Timur.
BACA JUGA:Film Sekawan Limo, Ancaman Mengintai Usai Langgar Mitos Gunung
Alur Mundur untuk Mengulas Cerita
Dalam mempersembahkan film ini, nantinya tim produksi akan menggunakan alur mundur atau flashback. Film Jejak Merah Putih ini akan diawali dengan cerita jurnalis yang melakukan liputan di Pantai Kiluan.
Tetapi karena terjadi kerusuhan 98, jurnalis tersebut tidak bisa pulang ke Ibu Kota. Untuk menghindari konflik yang bisa mengancam keselamatannya ia memilih mendarat ke Kota Bengkulu.
Di Bumi Rafflesia julukan populer Kota Bengkulu, sang jurnalis bertemu dengan gadis pribumi. Pertemuan tak sengaja itu ternyata menghadirkan benih-benih cinta. Singkatnya mereka kemudian menjalin kasih.
Tak ingin berdiam diri di tempat tinggal yang sementara ia kerap mengelilingi setiap pelosok kota Bengkulu. Sampai suatu hari si jurnalis menemukan sebuah rumah kecil yang tak lain adalah kediaman keluarga Fatmawati.
Dari sanalah cerita kehidupan Magnet patriotisme putri Bengkulu terbuka satu per satu.
BACA JUGA:Drama Korea Hellbound 2, Janjikan Cerita yang Lebih Mencekam!
Proses Syuting di Bengkulu
Hampir keseluruhan pengambilan gambar dalam film Jejak Merah Putih ini berpusat di Kota Bengkulu.
Zainal Arifin sebagai Asosiasi Produser pun menjelaskan bahwa ada beberapa alasan mendasar. Salah satunya yaitu Bengkulu sebagai kota kelahiran Fatmawati.
Mendapat Dukungan Penuh dari Pemerintah
Produksi film Jejak Merah Putih ini mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat maupun Pemda kota Bengkulu.