Menguak Sejarah dan Mitos Mistis di Gunung Labalekan, Bali

Sabtu 12-10-2024,04:30 WIB
Reporter : Gelang
Editor : Almi

Menurut kepercayaan penduduk lokal, kabut tersebut bukanlah fenomena alam biasa, melainkan adalah “penjaga” gunung yang sedang mengamati para pendaki dan pengunjung.

BACA JUGA:Kekuatan Alam dan Spiritual: Sejarah Gunung Iliwerung yang Penuh Misteri

Kabut ini dianggap sebagai tanda bahwa roh-roh yang menghuni gunung sedang menjaga dan melindungi tempat suci tersebut.

Masyarakat sekitar juga percaya bahwa tidak semua orang bisa mencapai puncak Gunung Labalekan dengan mudah.

Ada cerita tentang beberapa pendaki yang tiba-tiba kehilangan arah meski mereka sudah terbiasa mendaki gunung.

Mereka bercerita bahwa kompas yang mereka gunakan sering kali tak berfungsi dengan baik, dan beberapa di antaranya bahkan merasa seperti "terputar-putar" di jalan yang sama tanpa menemukan jalan keluar.

BACA JUGA:Misteri dan Sejarah Gunung Iliboleng: Penjaga Hitam dari Nusa Tenggara Timur

Penduduk setempat mengatakan bahwa jika seseorang tidak menunjukkan rasa hormat kepada gunung dan penghuninya, mereka akan dibuat tersesat oleh kekuatan tak terlihat.

Cerita mistis lainnya yang beredar di kalangan penduduk adalah tentang suara gamelan misterius yang terkadang terdengar di tengah malam dari puncak gunung.

Meskipun tak ada satupun orang yang melihat siapa yang memainkan alat musik tersebut, beberapa pendaki mengaku mendengar suara gamelan saat mereka mendirikan tenda di dekat kaki gunung.

Mereka percaya bahwa suara gamelan ini adalah tanda dari makhluk-makhluk gaib yang sedang mengadakan upacara atau pesta di puncak gunung.

BACA JUGA:Pesona Gunung Egon: Antara Sejarah Letusan dan Misteri Mistis

Pantangan di Gunung Labalekan

Sama seperti banyak gunung di Bali, Gunung Labalekan juga memiliki pantangan yang harus diikuti oleh para pengunjung.

Salah satu pantangan yang paling dihormati adalah larangan untuk berbicara dengan nada tinggi atau mengucapkan kata-kata yang tidak sopan selama berada di area gunung.

Penduduk percaya bahwa pelanggaran terhadap pantangan ini dapat menimbulkan kemarahan roh-roh penunggu gunung dan menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti tersesat atau mengalami kecelakaan.

Kategori :