Kuwait Fund for Arab Economic Development (KFAED) memberikan bantuan keuangan yang signifikan dalam pembangunan jembatan ini, menjadikannya sebagai salah satu proyek besar yang melibatkan kerja sama internasional.
BACA JUGA:Menelisik Sejarah Jembatan Ampera, Warisan Presiden Soekarno di Palembang
Jembatan Pasupati merupakan contoh nyata bagaimana kolaborasi global dapat membantu menyelesaikan masalah infrastruktur domestik.
Pembangunan Jembatan Pasupati dimulai pada tahun 1999 dan selesai pada 2005. Selama proses konstruksi, jembatan ini menggunakan teknologi canggih, termasuk sistem kabel penahan (cable-stayed bridge), di mana kabel-kabel baja menahan beban utama jembatan.
Dengan panjang sekitar 2,8 kilometer dan lebar 30-60 meter, jembatan ini mampu menampung ribuan kendaraan setiap hari.
Peresmian dan Dampak Sosial Ekonomi
Jembatan Pasupati diresmikan pada tanggal 26 Juni 2005 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
BACA JUGA:Menggali Sejarah Jembatan Mahkota II: Penghubung Balikpapan yang Tak Terpisahkan
Peresmian jembatan ini menjadi titik penting dalam sejarah transportasi Bandung, karena sejak saat itu, Jembatan Pasupati secara signifikan mengurangi kemacetan yang terjadi di tengah kota.
Kini, pengendara bisa dengan mudah melintasi area yang sebelumnya sulit diakses dengan cepat, khususnya pada jam-jam sibuk.
Secara ekonomi, Jembatan Pasupati memberikan dampak yang positif bagi perkembangan Kota Bandung.
Mobilitas warga dan barang menjadi lebih lancar, sehingga membantu mendorong pertumbuhan bisnis dan industri.
BACA JUGA:Banya Yang Gak Tau Sejarah dan Dampak Jembatan Barelang bagi Masyarakat Kepulauan Riau
Selain itu, kawasan sekitar jembatan yang dulunya terpinggirkan mulai berkembang dengan pesat setelah jembatan ini dibangun.
Banyak pusat perbelanjaan, hotel, dan bisnis lain yang tumbuh di sekitar jembatan, memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi lokal.
Ikon Arsitektur Kota Bandung