PAGARALAMPOS.COM - Terletak di Kecamatan Bangli, Bali, Desa Pengotan terkenal dengan kekayaan sejarah dan budaya yang dimilikinya.
Desa ini berada di bagian utara kecamatan dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Kintamani, yang dikenal dengan keindahan Gunung Batur.
Meskipun berada di lokasi yang terpencil, Desa Pengotan tetap melestarikan warisan budaya mereka, salah satunya melalui tradisi pernikahan massal yang dikenal sebagai "nganten bareng."
Sejarah desa ini sebagian besar disampaikan melalui cerita lisan yang diturunkan dari generasi ke generasi serta peninggalan budaya yang dapat ditemukan di sana.
BACA JUGA:Mahakarya Arsitektur Hindu di Sleman, Ini Sejarah candi Prambanan!
BACA JUGA:Apa Sejarah di Balik Patung Catur Muka Denpasar yang Megah? Begini Kisahnya!
Menurut cerita yang beredar, nenek moyang penduduk Desa Pengotan berasal dari Desa Pemuteran di Kabupaten Karangasem.
Mereka terpaksa meninggalkan kampung halaman setelah desa mereka diserang oleh pasukan Raja Panji Sakti dari Buleleng.
Serangan tersebut, yang diiringi oleh suara gong sakral bernama Gong Bebende, menyebabkan kepanikan dan memaksa penduduk Pemuteran mencari perlindungan di wilayah Bangli.
Setelah menetap, para pengungsi mulai membangun kehidupan baru, mendirikan tempat-tempat suci seperti Pura Puseh dan Pura Dalem, serta sebuah pemakaman yang dinamakan Setra Pemuteran.
BACA JUGA:Sejarah Garuda Wisnu Kencana: Dari Ide Awal hingga Ikon Global
BACA JUGA:Apa Mitos dan Sejarah Menarik di Balik Nama Tulungagung? Temukan Penjelasannya!
Seiring waktu, populasi desa pun berkembang dan mereka mulai merasa aman di tempat baru ini.
Namun, insiden terjadi ketika salah satu pengungsi mengambil kelapa milik Raja Bangli tanpa izin, yang mengakibatkan kemarahan raja.
Sebagai akibatnya, mereka dipindahkan ke wilayah hutan di utara Bangli. Meski demikian, mereka tetap membawa serta benda-benda sakral dari desa asal mereka, seperti Ida Bhatara Sakti Pingit dan genta.