PAGARALAMPOS.COM - Monumen Jalesveva Jayamahe atau lebih dikenal dengan sebutan Monumen Jalesveva Jayamahe (Monjaya) adalah salah satu ikon penting di Surabaya yang melambangkan kejayaan maritim Indonesia.
Terletak di kawasan dermaga Ujung, Tanjung Perak, Surabaya, monumen ini memiliki arti mendalam bagi TNI Angkatan Laut (TNI AL) dan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Nama "Jalesveva Jayamahe" berasal dari semboyan TNI AL yang berarti "Di Laut Kita Jaya".
Monumen ini tidak hanya menjadi simbol patriotisme dan kekuatan maritim, tetapi juga mencerminkan visi Indonesia sebagai negara kepulauan yang berdaulat di laut.
BACA JUGA:Sejarah Monumen Pancasila Sakti: Simbol Keteguhan Indonesia Menjaga Pancasila
Awal Mula Pembangunan
Ide pembangunan Monumen Jalesveva Jayamahe muncul pada era 1990-an, ketika TNI AL ingin memiliki sebuah monumen yang bisa menggambarkan peran penting laut dalam sejarah dan masa depan Indonesia.
Saat itu, TNI AL di bawah pimpinan Laksamana TNI Muhammad Arifin mulai merencanakan pembangunan monumen ini sebagai simbol komitmen Indonesia terhadap kedaulatan maritim.
Pembangunan dimulai pada tahun 1993, dan monumen ini dirancang oleh I Nyoman Nuarta, seorang seniman patung kenamaan asal Bali yang juga terkenal sebagai perancang Garuda Wisnu Kencana di Bali.
Pembuatan Monjaya ini didukung penuh oleh TNI AL, dengan harapan monumen tersebut dapat mengingatkan generasi mendatang akan pentingnya menjaga dan mempertahankan kedaulatan laut Indonesia.
BACA JUGA:Berikut Sejarah dan Makna Patung Dewa Murugan di Sumatera Utara
Desain Monumen dan Makna
Monumen Jalesveva Jayamahe berbentuk patung besar seorang perwira Angkatan Laut yang mengenakan seragam lengkap.
Perwira tersebut berdiri tegak menghadap laut, memegang pedang di tangan kirinya, dan tangannya diletakkan di pinggul, mencerminkan sikap siap menjaga dan mempertahankan wilayah perairan Indonesia.
Patung ini setinggi 30,6 meter dan ditempatkan di atas sebuah bangunan setinggi 29 meter, sehingga total ketinggiannya mencapai hampir 60 meter.