Bahasa Ternate, yang termasuk dalam rumpun bahasa Melayu-Polinesia, masih digunakan di kalangan penduduk setempat meskipun jumlah penuturnya semakin berkurang. Bahasa ini merupakan bagian penting dari identitas mereka.
- Musik dan Tari Tradisional
Musik tradisional seperti gambus dan tarian khas seperti Tari Cakalele, yang melambangkan keberanian para prajurit, menjadi bagian integral dari warisan budaya Ternate.
Kehidupan Sosial dan Ekonomi
Sebagian besar masyarakat Suku Ternate menggantungkan hidup sebagai petani, nelayan, dan pedagang.
Pada masa lalu, perdagangan rempah-rempah, khususnya cengkeh, merupakan sumber utama kekayaan mereka.
Saat ini, pertanian dan perikanan tetap menjadi mata pencaharian utama, meskipun modernisasi membawa perubahan dalam cara hidup mereka.
Peran Kesultanan Ternate dalam Identitas Budaya
Meskipun peran politik Kesultanan Ternate telah berkurang, institusi ini tetap ada.
Sultan Ternate dihormati sebagai pemimpin adat dan simbol persatuan bagi masyarakat.
Upacara penobatan Sultan diadakan dengan khidmat, dan dia dipandang sebagai penjaga tradisi dan budaya.
Tantangan dan Pelestarian Budaya
Dalam menghadapi perubahan zaman, masyarakat Suku Ternate berjuang untuk mempertahankan budaya dan tradisi mereka.
Globalisasi, urbanisasi, dan modernisasi memberikan dampak signifikan, terutama pada generasi muda.
Bahasa Ternate, misalnya, mulai terdesak oleh bahasa Indonesia dan bahasa asing.
Namun, berbagai inisiatif dilakukan untuk menjaga warisan budaya ini melalui festival budaya, program pendidikan, dan kegiatan keagamaan.