Misalnya, kuntilanak di Betawi dipercaya sering menampakkan diri di area pemakaman tua atau rumah-rumah lama yang kosong, terutama saat malam Jumat.
BACA JUGA:Menyingkap Sejarah Megalith Kuno di Pagar Alam, Sumatera Selatan
Ritual dan Upacara Mistis
Dalam berbagai acara adat Betawi, unsur mistis sering kali hadir, baik secara langsung maupun tersirat.
Salah satu ritual mistis yang paling terkenal di Betawi adalah Ritual Sedekah Bumi, yang dilakukan untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan.
Ritual ini melibatkan sesajen berupa makanan dan kembang tujuh rupa yang ditempatkan di tempat-tempat tertentu sebagai persembahan bagi roh-roh penjaga bumi.
Selain itu, dalam pernikahan adat Betawi, ada kepercayaan untuk melaksanakan ruwatan, yaitu upacara tolak bala yang bertujuan untuk menjauhkan pengantin dari marabahaya.
BACA JUGA:Mengungkap Jejak Megalith Prasejarah di Pagar Alam, Sumatera Selatan
Upacara ini kerap diiringi dengan doa-doa khusus dan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an untuk melindungi kedua mempelai dari gangguan makhluk halus.
Kepercayaan Terhadap Dukun dan Paranormal
Dalam masyarakat Betawi, keberadaan dukun atau paranormal masih sangat dihormati.
Dukun Betawi dipercaya memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan alam gaib dan mampu memberikan pertolongan dalam berbagai masalah, mulai dari masalah kesehatan hingga urusan percintaan.
Dukun ini biasanya menggunakan ramuan tradisional, mantra-mantra, dan ritual khusus yang diwariskan secara turun-temurun.
BACA JUGA:Menelusuri Pengaruh Zeus: Dewa Yunani dan Dampaknya terhadap Sejarah serta Budaya Global
Salah satu praktek mistis yang masih dipercayai adalah penggunaan susuk, yaitu benda-benda gaib yang dimasukkan ke dalam tubuh untuk tujuan tertentu, seperti memikat lawan jenis atau meningkatkan daya tarik.
Praktek susuk ini diyakini oleh beberapa kalangan masyarakat Betawi sebagai cara untuk mendapatkan keberuntungan dalam hal asmara atau bisnis.