PAGARALAMPOS.COM - Fenomena pengeringan Sungai Eufrat sering dikaitkan dengan berbagai tanda-tanda akhir zaman, salah satunya adalah munculnya "gunung emas."
Sungai Eufrat, yang mengalir melalui Turki, Suriah, dan Irak, memainkan peran penting dalam sejarah peradaban Mesopotamia.
Salah satu hadis menyebutkan bahwa "Hari kiamat tidak akan terjadi hingga Sungai Eufrat mengering dan menyingkap gunung emas.
Orang-orang akan saling berperang untuk memperebutkannya, dan 99 dari 100 orang yang bertempur akan terbunuh, dengan masing-masing berharap menjadi yang selamat" (HR Muslim).Hadis ini menggambarkan konflik besar yang dipicu oleh kemunculan gunung emas di Sungai Eufrat.
Meskipun demikian, banyak yang mempertanyakan apakah hadis ini harus diartikan secara harfiah.
Menurut Dr. Agus Hendratno, pakar geologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), fenomena ini bisa dijelaskan secara ilmiah.
Sungai Eufrat dan Tigris berada di wilayah yang terbentuk oleh pergerakan lempeng tektonik.
Sungai-sungai tersebut mengalir melalui Lembah Mesopotamia yang terkenal subur karena aliran air yang teratur.
Dalam perspektif geologi, kekayaan sumber daya Sungai Eufrat telah mendukung pertanian dan irigasi yang menjadikan Mesopotamia sebagai pusat peradaban kuno.
Bendungan dan sistem irigasi membantu menjaga distribusi air, sehingga kawasan tersebut menjadi salah satu wilayah paling produktif dalam sejarah.
Meskipun hadis tentang gunung emas menimbulkan banyak spekulasi, penjelasan ilmiah seperti yang disampaikan oleh Dr. Agus dapat memberikan wawasan tentang fenomena ini dari sudut pandang sejarah dan geologi.
BACA JUGA:Kedatangan Artefak Peninggalan Sejarah Nabi Muhammad Disambut di Mapolres Pagar Alam
BACA JUGA:Jejak Sejarah Majapahit: Mengungkap Dominasi Kerajaan yang Menguasai 30 Wilayah
BACA JUGA:Kerahkan Personel Pengamanan Artefak Sejarah Nabi Muhammad SAW