Menyusuri Sejarah Suku Guci di Muaro Paneh: Kisah Tambo Bayang dari Tahun 1915

Selasa 17-09-2024,21:58 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM – Suku Guci, salah satu komunitas etnis di Minangkabau, memiliki warisan budaya dan sejarah yang kaya.

Asal-usul nama "Guci" kemungkinan berhubungan dengan istilah untuk tembikar atau kerajinan tanah liat, yang mencerminkan keterampilan tradisional mereka dalam pembuatan barang-barang tersebut.

Nama ini juga mungkin terkait dengan perdagangan guci dari Tiongkok, menunjukkan adanya hubungan historis dengan wilayah luar.

Suku Guci adalah bagian dari kelompok marga Katumanggungan, yang memiliki garis keturunan dari Puti Indo Jalito dan Sri Maharajo Dirajo, tokoh-tokoh penting dalam sejarah Minangkabau.

Mereka berasal dari Pariangan dan termasuk dalam beberapa marga, seperti Koto, Piliang, Dalimo, Sikumbang, Sipisang, Malayu, serta Guci itu sendiri.

Dalam struktur sosial dan adat, suku Guci memiliki berbagai gelar penghulu, seperti Datuk Suri Dirajo, Datuk Bandaro, dan Datuk Tan, yang berperan dalam kepemimpinan dan tradisi mereka.

Komunitas ini tersebar di berbagai wilayah di Minangkabau, termasuk Agam, Lima Puluh Kota, Tanah Datar, Padang Pariaman, Solok, dan Pesisir Selatan, serta di luar Minangkabau di Sijunjung, Sawahlunto, Dharmasraya, Siak, dan Negeri Sembilan.

Keunikan suku Guci terletak pada kemampuannya menjalin aliansi dengan suku-suku lain dalam aspek politik dan budaya.

Di Bayang, mereka memiliki hubungan yang erat dengan suku Tanjung, sedangkan di Pauh, mereka berkoalisi dengan suku Melayu.

Di Empat Koto, mereka dikenal sebagai Guci Piliang, menunjukkan hubungan dengan suku Piliang. Sementara di Kuraitaji, mereka merupakan bagian dari kelompok Piliang yang telah menetap di sana.

Warisan sejarah dan budaya suku Guci sangat berharga, menunjukkan keberagaman dan kekayaan tradisi yang perlu dihargai dan dilestarikan.

Komitmen mereka terhadap perkembangan dan kontribusi dalam masyarakat Minangkabau serta Indonesia menjadikan mereka bagian integral dari warisan budaya regional.

BACA JUGA:Menelusuri Warisan Budaya: Sejarah Suku Dayak dan Peradaban di Kalimantan

BACA JUGA:Bagaimana Peran Suku Mapur dalam Melindungi Alam Bangka? Cari Tahu Faktanya Disini!

BACA JUGA:Mengapa Legenda Putri Mandalika Begitu Penting bagi Suku Sasak? Simak Kisahnya Disini!

Kategori :