Bagaimana tidak, sutradara kenamaan Angga Dwimas Sasongko, baru saja merampungkan mahakarya besarnya. Lewat karya 13 Bom di Jakarta, Angga berusaha menampilkan tragedi pengeboman oleh komplotan teroris.
Usut punya usut, film yang digadang-gadang jadi project terbesar selama 2023 ini hadir berdasarkan kisah nyata. Tepatnya mengangkat tragedi yang terjadi pada tahun 2015.
Ketika terjadi pengeboman besar di salah satu mall kawasan Tangerang. Sinopsis 13 Bom di Jakarta menyoroti hingar-bingar Kota Metropolitan, yang kerap jadi sasaran masyarakat menggantungkan nasib.
Namun siapa sangka, kemewahan Jakarta berubah menjadi kelam setelah aksi teror menyerang secara brutal. Hal tersebut bermula ketika komplotan teroris melakukan serangan dengan ancaman 13 bom di beberapa titik.
Berdasarkan penelusuran BIN dan agen rahasia, ada beberapa nama yang mereka yakini memiliki pengaruh besar.
BACA JUGA:Film Korea Guimoon The Lightless Door, Pusat Pelatihan Terbengkalai
Salah satunya adalah Oscar dan William. Keduanya sama-sama berprofesi sebagai pengusaha yang bergerak dalam bidang mata uang digital. BIN dan agen rahasia awalnya optimis akan meringkus para teroris.
Namun, jalan mereka menjadi tidak mudah. Terlebih saat tim agen rahasia mencurigai ada musuh di dalam selimut.
Selain itu, petinggi kelompok teroris yakni Arok tidak berhenti menebar ancaman. Bahkan, ia nekat meledakkan bom setiap 8 jam sekali.
Tim kepolisian tahu jika satu-satunya cara untuk menghentikan aksi tersebut adalah dengan menyerahkan sejumlah uang. Tentu saja nilainya tidak sedikit.
Namun, seperti tak ada cara lain selain memilih langkah tersebut demi melindungi masyarakat. Lalu, apakah yang akan terjadi selanjutnya, Mungkinkah negara rela menelan kerugian demi melindungi Jakarta?
BACA JUGA:Sinopsis Drakor High Cookie, Kue Ajaib Wujudkan Impian
Proses Syuting yang Penuh Pengorbanan
Setelah membaca ulasan sinopsis 13 Bom di Jakarta, kalian pasti sudah bisa membayangkan bagaimana keseruannya kelak. Apalagi film ini melewati proses syuting yang penuh dengan pengorbanan.
Tahap pengambilan gambar berlangsung selama 41 hari. Prosesnya tak hanya di wilayah Jakarta saja, namun juga di Kota Klaten, Jawa Tengah.
Untuk menghadirkan pengalaman menonton yang lebih mengesankan, sutradara menggunakan ledakan bom dan tembakan nyata selama syuting.