PAGARALAMPOS.COM – Pada bulan Agustus 2024, harga Bitcoin (BTC) mengalami penurunan moderat, membuat bulan ini menjadi periode yang mengecewakan bagi para investor kripto.
Penurunan ini mengawali dan mengakhiri bulan dengan kinerja yang menurun, meninggalkan prospek Bitcoin yang masih berada dalam wilayah bearish.
Meskipun demikian, sejumlah faktor ekonomi makro dapat mempengaruhi arah pergerakan harga Bitcoin di masa depan.
Penurunan Harga Bitcoin
Saat ini, harga Bitcoin berada di bawah angka US$60.000 setelah mengalami penurunan sebesar 7,5 persen dalam sepekan terakhir.
BACA JUGA:Analisis Terkini Fase Bear BTC dan Peluang Akumulasi di Pasar Bitcoin
Analis dan investor kini dengan hati-hati memantau pasar, dengan banyak yang memperkirakan bahwa tren penurunan ini mungkin akan berlanjut hingga bulan September.
Menurut laporan dari BeinCrypto, bulan September secara historis dikenal sebagai periode yang menantang bagi Bitcoin, sering kali disebut sebagai "bulan merah" di kalangan komunitas kripto karena kecenderungannya untuk mengalami penurunan harga.
“Sepanjang sejarah, September memiliki tingkat penurunan rata-rata sebesar 6,56 persen untuk Bitcoin,” ungkap Innokenty Isers, Pendiri dan CEO Paybis.
"Tren ini tampaknya terus berlanjut tahun ini, dengan harga Bitcoin diperdagangkan antara US$49.000 dan US$66.000."
BACA JUGA:Pasar Bitcoin di Bawah Tekanan, Harapan dan Tantangan di Tengah Fluktuasi Harga
Namun, Isers menggarisbawahi bahwa ada kemungkinan pemulihan jika kondisi makroekonomi berubah.
Salah satu faktor kunci yang dapat mempengaruhi arah harga Bitcoin adalah keputusan Federal Reserve (The Fed) terkait suku bunga.
"Jika The Fed memangkas suku bunga pada bulan September, ini bisa membantu Bitcoin membalikkan tren negatifnya," tambah Isers.
Potensi Pemulihan dan Metrik Kunci