Namun, beberapa ahli, termasuk Pavel Avetisyan dari National Academy of Sciences di Armenia, menambahkan bahwa Carahunge mungkin memiliki fungsi ganda sebagai tempat pemakaman dan observatorium.
Temuan Terbaru
Pada 2001, tim peneliti dari University of Munich, termasuk Avetisyan, menyimpulkan bahwa Carahunge sebagian besar berfungsi sebagai situs pemakaman dari Zaman Perunggu Pertengahan hingga Zaman Besi.
Mereka memperkirakan bahwa monumen ini dibangun sekitar tahun 2000 SM. Temuan ini sejalan dengan mitos lokal yang menyebut situs ini juga berfungsi sebagai tempat perlindungan selama konflik.
Pandangan Lain
Richard Ney, seorang ilmuwan Amerika yang menetap di Armenia, mengunjungi Carahunge dan berpendapat bahwa situs ini mungkin memiliki fungsi ganda, sebagai observatorium astronomi dan tempat pemakaman.
Ney mencatat bahwa Carahunge berada di persimpangan antara dua bidang ilmu yang berbeda, masing-masing menawarkan pandangan yang berbeda tentang fungsi dan signifikansi situs kuno ini.
BACA JUGA:Menelusuri Keajaiban Sejarah Batu Kursi Raja Siallagan di Pulau Samosir: Empat Daya Tarik Utama
BACA JUGA:Gua Ashabul Kahfi: Arkeolog Temukan Jejak Sejarah Islam yang Mengungkap Fakta Baru