Mereka tiba di Nusantara setelah berlayar melalui Filipina dan melewati Kalimantan Utara, kemudian akhirnya mendarat di Tidore.
Kehadiran mereka di Tidore awalnya disambut dengan baik oleh penduduk setempat, yang saat itu tengah berseteru dengan kerajaan tetangga, Ternate, yang bersekutu dengan Portugis.
Namun, kedatangan Spanyol di Maluku memicu ketegangan dengan Portugis yang sudah terlebih dahulu mendominasi wilayah tersebut.
Portugis, yang merasa terancam dengan kehadiran Spanyol, akhirnya terlibat dalam konflik bersenjata dengan mereka.
Konflik ini melibatkan kerajaan-kerajaan lokal, seperti Tidore dan Ternate, yang memiliki aliansi berbeda dengan bangsa Eropa yang bersaing di wilayah tersebut.
Ekspedisi Pelayaran Spanyol
Spanyol merupakan salah satu negara Eropa yang melakukan ekspedisi besar-besaran untuk mencari sumber rempah-rempah.
Salah satu ekspedisi paling terkenal adalah pelayaran yang dipimpin oleh Ferdinand Magellan, atau Ferdinan Magelhaens, seorang penjelajah berdarah Portugis yang bekerja untuk Spanyol.
BACA JUGA:Fakta Menarik tentang Gunung Himalaya: Pusat Budaya dan Sejarah Dunia
Pada 1519, Magelhaens memimpin ekspedisi besar yang bertujuan menemukan wilayah penghasil rempah-rempah baru.
Perjalanan Magelhaens dimulai dengan melintasi Samudra Atlantik dan terus berlanjut hingga ia menemukan Selat Magelhaens.
Setelah itu, pelayarannya dilanjutkan dengan melintasi Samudra Pasifik hingga tiba di Filipina pada 1521.
Namun, nasib tragis menimpa Magelhaens ketika ia tewas dalam pertempuran dengan penduduk lokal di Filipina.
BACA JUGA:9 Situs Bersejarah di Indonesia yang Menyimpan Warisan Budaya dan Dunia
Meski demikian, ekspedisi ini tidak berhenti. Kapten Juan Sebastian del Cano, yang menggantikan Magelhaens, melanjutkan perjalanan hingga tiba di Tidore, Maluku.