WHO Tetapkan Mpox Sebagai Kedaruratan Kesehatan Global, Penularan Kontak Erat

Minggu 25-08-2024,17:05 WIB
Reporter : Gusti
Editor : Bodok

PAGARALAMPOS.COM - Badan Kesehatan Dunia atau WHO kembali menetapkan, Monkeypox (Mpox) sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). Hal tersebut, ditetapkan WHO pada pertengahan Agustus 2023.

Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, penyakit cacar monyet telah menyebar luas di luar Afrika. Sehingga mendorong kebutuhan kolaborasi global untuk menanganinya.

Karena adanya klade (cabang) baru, kalau di Covid-19 disebut varian baru yang lebih menyebabkan keparahan dan menyebabkan kematian.

"Ini tampaknya sukar dikontrol, terutama sebarannya di Afrika yang sudah menjalar ke banyak negara," kata Dicky, dikutip dari PRO3 RRI, Rabu (21/8/2024).

BACA JUGA:Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan UGM Sarankan Langkah Ini Demi Cegah Penularan Wabah Monkeypox

Hal ini membuat Mpox kembali deklarasikan sebagai Kedaruratan Kesehatan Global. Karena MPOX telah terdeteksi diluar Afrika, artinya sudah menyebar ke negara lain dan kejadiannya lebih serius.

"Pada Juli 2022 dideklarasikan sebagai satu epidemi atau kedaruratan global, tapi di Mei 2023 dicabut. Dianggap sudah bisa terkendali saat itu, artinya masing-masing negara bisa melakukan respon," ucapnya.

Kemudian, Dicky menuturkan, vaksin yang efektif ada, walaupun tidak spesifik untuk Mpox. Yang menjadi rawan sekarang adalah generasi setelah 1980 yang belum pernah menerima vaksin smallpox.

BACA JUGA:Cegah Virus Mpox Menyusup ke Indonesia Melalui WNA, Ini Tindakan Kemenkes RI

Jika terinfeksi Mpox sama seperti waktu jaman Covid-19 varian Delta, nggak bisa dirawat di ruangan biasa.

"Harus ruangan khusus, oeh karena itulah pencegahan mitigasi diperlukan, supaya tidak menyebar," ujarnya.

Penularan cacar monyet

Monkey Pox/Mpox sangat berbeda dengan Covid-19 pada saat pandemi di Indonesia. Pernyataan tegas itu, disampaikan oleh Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman.

"Karena Mpox memerlukan kontak erat dan waktu yang relatif lama untuk terjadi penularan. Penularannya kalau COVID-19 itu ya melalui udara, efektif sekali," kata Dicky.

BACA JUGA:Kenali Gejala Viris Mpox, Kemenkes Siapkan 12 Laboratorium di Indonesia

Kategori :