Dalam keputusasaannya, Seruni berteriak "parapat batu," yang menyebabkan dinding batu semakin menyempit dan menimpanya.
Toki kemudian berlari untuk memberitahukan orang tua Seruni.
Ayah Seruni mencoba menyelamatkan putrinya tetapi merasa terhalang oleh kegelapan dan kedalaman lubang.
Tak lama kemudian, terdengar gemuruh dan guncangan yang menyebabkan lubang batu tertutup.
Seruni tidak dapat diselamatkan dan sebuah batu muncul dengan bentuk yang menyerupai tubuh gadis tersebut.
Masyarakat setempat percaya bahwa batu ini adalah wujud dari Seruni, dan karenanya dinamakan Batu Gantung.
BACA JUGA:Menyingkap Jejak Sejarah Busra asy-Syam: Tiga Peradaban Kuno yang Mempengaruhi Dunia
BACA JUGA:Peninggalan Megalitik Bengkulu: Menhir dan Waruga serta Signifikansinya dalam Sejarah Lokal
BACA JUGA:Prasasti Ciaruteun: Jejak Sejarah yang Mengungkap Kejayaan Abad ke-5
BACA JUGA:Menguak Sejarah 4 Suku Tertua di Jambi: Kisah Keturunan Raja dan Warisan Budaya