PAGARALAMPOS.COM - Jambi adalah salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan warisan budaya dan sejarah.
Provinsi ini menjadi rumah bagi empat suku asli yang telah mendiami wilayahnya sejak zaman prasejarah hingga saat ini.
Keempat suku tersebut adalah Suku Kubu atau Suku Anak Dalam (SAD), Suku Kerinci, Suku Bathin, dan Suku Melayu. Berikut ini adalah gambaran singkat tentang sejarah masing-masing suku:
1. Suku Kubu atau Suku Anak Dalam (SAD)
Suku Kubu atau Suku Anak Dalam (SAD) diyakini sebagai salah satu suku tertua yang menetap di Jambi, dengan kedatangan mereka diperkirakan sekitar 4.500 tahun sebelum masehi.
Mereka hidup secara nomaden di hutan-hutan pedalaman dan sangat bergantung pada alam untuk kelangsungan hidup mereka.
Suku ini menganut kepercayaan animisme dan dinamisme serta memiliki tradisi unik, seperti menguburkan jenazah di pohon dan melakukan upacara adat untuk memohon hujan.
Asal-usul Suku Kubu atau SAD masih menjadi bahan perdebatan. Ada yang berpendapat bahwa mereka merupakan keturunan dari Kerajaan Sriwijaya yang melarikan diri ke dalam hutan, sementara teori lain menyatakan bahwa mereka adalah penduduk asli yang tidak terpengaruh oleh peradaban luar.
2. Suku Kerinci
Suku Kerinci mulai menetap di Jambi sekitar 4.000 tahun sebelum masehi. Mereka diduga berasal dari Hindia Belakang dan masuk melalui Semenanjung Malaka sebelum menetap di daerah pegunungan seperti di Kabupaten Kerinci dan Merangin.
Suku Kerinci dikenal memiliki kebudayaan yang kaya, dengan tradisi sastra, seni, dan arsitektur yang kuat. Mereka menganut Agama Kaharingan, yang merupakan bentuk kepercayaan Hindu-Buddha yang dipengaruhi oleh kepercayaan lokal.
Suku Kerinci menjalin hubungan yang erat dengan kerajaan-kerajaan di Sumatera seperti Minangkabau dan Pagaruyung. Mereka juga dikenal gigih dalam perjuangan melawan penjajah Belanda dan Jepang.
3. Suku Bathin
Suku Bathin tiba di Jambi sekitar abad pertama masehi. Awalnya mereka berasal dari daerah pegunungan, namun kemudian menyebar ke wilayah-wilayah sepanjang aliran sungai seperti Sarolangun, Tebo, dan Bungo.