Jejak Arkeologi Ungkap Sejarah Peperangan di Indonesia Timur

Minggu 18-08-2024,18:43 WIB
Reporter : Gusti
Editor : Bodok

Buku tersebut masih sangat sedikit mengupas pasukan sekutu dan Jepang. Ia menjelaskan, dalam setiap bab buku tersebut terdapat pesan tersirat tentang sebuah pembelajaran.

BACA JUGA:Sejarah Indonesia, Menguak Kejayaan dan Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya di Pulau Sumatera.

Isi buku tersebut terdiri atas delapan bab. Setiap urutan bab disesuaikan dengan urutan Mac Arthur melakukan lompat katak dalam menjalankan misi perangnya.

Secara umum, lanjutnya, ringkasan eksekutifnya terdiri dari sekilas sejarah, pasukan sekutu, strategi sekutu, dan lesson learned. Untuk pembahasan terkait strategi sekutu, dikenal ada yang disebut sebagai loncat katak.

Almuchalif memaparkan, loncat katak adalah sebuah strategi yang dikembangkan oleh Gen Mac Arthur. Strategi tersebut dengan menggunakan kekuatan yang lebih superior dari musuh.

Yang meloncat beberapa ratus kilometer lebih jauh menduduki satu pulau ke pulau lainnya. Di tempat itu terdapat sebuah landasan pesawat.

Strategi ini berhasil mengepung garnisun-garnisun Jepang yang berjumlah besar. Kemudian strategi ini sukses mengisolasi dan mengurung tentara Jepang.

BACA JUGA:Keajaiban 11 Sejarah Indonesia! Mengungkap Kuil, Misteri, dan Warisan Budaya

Peneliti PR ALMBB BRIN, Karyamantha Surbakti, menanggapi pemaparan soal buku itu dengan menyampaikan urgensi melihat kembali Morotai.

Agar bisa dipertimbangkan para pemangku kebijakan pemerintah dalam menetapkan kebijakan nasional yang terkait dengan wilayah tersebut.

Hal spesifik yang diharapkan adalah pertimbangan arkeologis dalam mengembangkan perluasan wilayah, yang kemungkinan terkena dampak KEK Morotai. Lalu mulai memandang Pasifik sebagai wilayah yang diperhitungkan.

Menurutnya, masyarakat Morotai seyogyanya didorong oleh Pemerintah Daerah Morotai agar bisa menjadi corong informasi sejarah bagi para pengunjung atau wisatawan.

BACA JUGA:Mengungkap Konflik Terbesar dalam Sejarah Indonesia Antara Majapahit dan Pajajaran

Selain itu, masyarakat juga diharapkan bisa menjadi agen yang memperhatikan pelestarian warisan budaya yang berkenaan dengan heritage tourism.

Pemereintah setempat juga bisa mengembangkan potensi kesejarahan berbasis tinggalan Perang Dunia ke-II, sebagai muatan pariwisata minat sejarah.

Pengembangan itu wisata sejarah dapat dilakukan di daratan lahan Kecamatan Morotai Selatan, Tanjung Dehegila, Desa Daruba, Desa Darame, Desa Gotalamo, Pulau Zum-Zum, dan sebagainya.

Kategori :