PAGARALAMPOS.COM - Baju Kustim yang berasal dari kata “Kustin,” yang berarti “kebesaran,” adalah salah satu pakaian khas yang ada di Kalimantan Timur.
Baju Kustim digunakan oleh pembesar pada masa Kesultanan Kutai Kartanegara pada saat acara-acara formal.
Kesultanan ini dikenal sebagai salah satu kerajaan tertua di Indonesia dan dianggap sebagai cikal bakal kota Nusantara.
Pada perkembangannya, Kustim selain digunakan sebagai salah satu pakaian kebesaran di Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
BACA JUGA:Kerajaan Kutai dan Paser: Gerbang Pertama Islam di Kalimantan Timur Abad ke-15
Juga dipakai dalam upacara-upacara penting, termasuk upacara Erau, serta sering dipakai bagi mempelai dalam pernikahan Suku Kutai.
Suku Kutai, atau Urang Kutai adalah salah satu dari rumpun masyarakat asli Kalimantan yang mendiami wilayah Kalimantan Timur yang mayoritas saat ini beragama Islam dan hidup di tepi sungai.
Pada awalnya Kutai merupakan nama suatu teritori tempat bermukimnya masyarakat asli Kalimantan.
Foto : Busana adat Kustin yang dikenakan Presiden Jokowi dan Ibu Iriana saat Upcara HUT Ri ke 79 di IKN.-Screenshot idxchannel-Instagram
Suku Kutai ini kemudian banyak menyerap nilai nilai kebudayaan suku Banjar dan Melayu pesisir yang berada di Kalimantan Timur.
Adat-istiadat lama Suku Kutai memiliki beberapa kesamaan kesamaan dengan adat-istiadat Suku Dayak rumpun Ot Danum (khususnya Tunjung-Benuaq).
BACA JUGA:Mengungkap Misteri Sejarah Penyebaran Agama Islam di Tanah Kutai
Misalnya; Erau (upacara adat yang paling meriah), belian (upacara tarian penyembuhan penyakit), memang, dan mantra-mantra serta ilmu gaib.
Seperti; parang maya, panah terong, polong, racun gangsa, perakut, peloros, dan lain-lain. Di mana adat-adat tersebut dimiliki oleh Suku Kutai dan Suku Dayak.
Bahkan hingga saat ini masih ada Suku Kutai di Desa Kedang Ipil, Kutai Kartanegara yang menganut agama Kaharingan sama halnya dengan Suku Dayak.