Sebagai pemimpin utama bersama Soekarno, Hatta memainkan peran kunci dalam merumuskan isi proklamasi dan menjembatani perbedaan pandangan antara golongan muda dan golongan tua.
3. Ahmad Soebarjo
Ahmad Soebarjo, seorang penasehat PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia), turut berkontribusi dalam penyusunan teks proklamasi.
Sama seperti Hatta, Soebarjo juga menyampaikan pemikirannya secara lisan.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Jalan Braga: Daya Tarik Bersejarah di Tengah Kota Bandung
Keberadaan Soebarjo sebagai penasehat memberikan masukan berharga dalam perumusan teks proklamasi dan memastikan bahwa proses tersebut berjalan sesuai dengan harapan semua pihak.
4. Laksamana Tadashi Maeda
Laksamana Tadashi Maeda, Kepala Perwakilan Kaigun (Angkatan Laut Kekaisaran Jepang), memberikan kontribusi yang tidak kalah penting.
Menurut buku "Sejarah Hukum Indonesia" oleh Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeini, S.H., Maeda mengizinkan rumahnya digunakan untuk menyusun teks proklamasi.
BACA JUGA:Jejak Sejarah: Menelusuri Situs-Situs Bersejarah Kerajaan Majapahit di Sumatera Selatan
Keputusan Maeda untuk menawarkan tempat yang aman untuk pertemuan tersebut menjadi faktor krusial dalam kelancaran proses penyusunan naskah proklamasi.
5. Sayuti Melik
Sayuti Melik adalah tokoh yang bertanggung jawab mengetik teks proklamasi berdasarkan naskah tulisan tangan Soekarno.
Beliau menggunakan mesin ketik buatan Jerman, yang dipinjam dari Kolonel Kandeler, komandan Angkatan Laut Jerman.
BACA JUGA:Pahlawan Afrika Kuno: Menelusuri 7 Kerajaan Besar yang Membentuk Sejarah Benua Hitam
Sayuti Melik memastikan teks proklamasi yang telah disetujui bersama dipindahkan ke bentuk yang resmi dan dapat dibacakan kepada publik.