Berusia 42.000 Tahun! Inilah Misteri Koloni Pertama Penghuni Nusantara Ditemukan di Pulau Ini

Rabu 14-08-2024,15:58 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Penelitian terbaru mengungkap bahwa manusia telah menghuni wilayah Indonesia sejak 42.000 tahun yang lalu.

Temuan ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana manusia pertama tiba di Indonesia, khususnya di Elivavan, Kepulauan Tanimbar.

Penelitian yang dilakukan oleh Australian National University (ANU) mengindikasikan bahwa Tanimbar, yang terletak di tepi "Sahul landas" yang kini mencakup Australia dan Papua Nugini, menjadi salah satu situs pemukiman awal manusia di Asia Tenggara.

Hendri Kaharudin, penulis utama studi ini, menjelaskan bahwa penemuan di Elivavan sangat signifikan karena memberikan bukti awal tentang jalur migrasi manusia menuju Australia dan Papua Nugini.

Migrasi ini, yang memerlukan teknologi pelayaran canggih, menunjukkan bahwa manusia pada masa itu telah mampu menyeberangi perairan yang cukup luas, hingga lebih dari 100 kilometer.

Bukti ini juga memperkuat teori adanya dua rute migrasi utama, yakni jalur utara melalui Sulawesi dan jalur selatan melalui Timor dan Kepulauan Tanimbar.

Di lokasi tersebut, selain menemukan pecahan tembikar, tim peneliti juga menemukan bukti aktivitas laut awal, seperti tulang, cangkang, dan bulu babi, yang menunjukkan adanya kehidupan pesisir yang kompleks.

Hendri juga menyatakan bahwa kolonisasi Sahul merupakan proses bertahap yang melibatkan beberapa gelombang migrasi manusia yang berbeda.

Penelitian yang dilakukan oleh ANU bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini telah dipublikasikan di jurnal Quaternary Science Review.

Temuan ini memperkuat pemahaman kita tentang bagaimana nenek moyang orang Indonesia, yang dikenal sebagai pelaut ulung, mampu menjelajahi dan menghuni kepulauan ini sejak ribuan tahun yang lalu.

Sementara itu, di Maluku, tepatnya di Desa Sangliat Dol, peninggalan sejarah seperti Perahu Batu dan Tangga Batu menjadi saksi bisu kemampuan pelayaran nenek moyang bangsa Indonesia.

Meskipun bagian kepala perahu di desa ini telah dicuri sekitar tahun 2002, peninggalan ini tetap menjadi bukti penting tentang kehidupan dan kebudayaan maritim di wilayah tersebut.

Kategori :