Pj Gubernur Sumsel Sebut Inflasi Sumsel Masih Terkendali, Ini Strateginya!

Sabtu 10-08-2024,23:07 WIB
Reporter : Edi
Editor : Almi

PAGARALAMPIS.COM - Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Elen Setiadi, SH., M.S.E., menghadiri acara Rilis Berita Resmi Statistik (BRS) yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumsel.

Acara yang digelar di Graha Bina Praja Pemprov Sumsel ini turut dihadiri oleh Kepala BPS Provinsi Sumsel, Moh.

Wahyu Yulianto. Acara tersebut menjadi momen penting bagi Elen Setiadi untuk memberikan penjelasan terkait kondisi inflasi di Sumsel, sekaligus mengevaluasi berbagai indikator ekonomi lainnya. Inflasi Sumsel Juli 2024: Terkendali dengan Catatan Dalam rilis yang disampaikan BPS, inflasi year on year (y-on-y) di Provinsi Sumatera Selatan pada Juli 2024 tercatat sebesar 1,87 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,11.

Angka ini menunjukkan bahwa inflasi di Sumsel masih terkendali meskipun terdapat beberapa tantangan.

Kota Palembang mencatat inflasi tertinggi sebesar 2,09 persen dengan IHK sebesar 105,82, sedangkan Kabupaten Muara Enim mencatat inflasi terendah sebesar 1,04 persen dengan IHK sebesar 106,69. Menurut Elen Setiadi, inflasi di Sumsel masih berada di bawah rata-rata nasional, yang berarti kondisi ekonomi daerah masih relatif stabil.

"Ya tadi sudah dijelaskan Kepala BPS di Bulan Juli kita deflasi. Inflasi kita masih 2 persen sekian, masih di bawah nasional. Artinya secara umum inflasi masih terkendali," ungkap Elen. Sumber Inflasi dan Deflasi: Tantangan Situasional Elen Setiadi menjelaskan bahwa beberapa sumber inflasi dan deflasi bersifat situasional.

Misalnya, komoditas seperti cabai merah, bawang merah, dan tomat yang mengalami penurunan harga karena pasokan yang melimpah, menjadi faktor utama deflasi pada bulan Juli.

Di sisi lain, kenaikan harga emas yang terus menerus dan kenaikan biaya pendidikan menjadi penyebab utama inflasi. Terkait dengan komoditas beras yang juga berkontribusi terhadap inflasi, Elen mengungkapkan bahwa Pemprov Sumsel telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mengendalikan harga beras.

Beberapa perusahaan dan Bulog telah diundang untuk membahas langkah-langkah konkret guna menjaga stabilitas harga beras.

"Kita siapkan strateginya, mestinya ini bisa tetap kita jaga," tegas Elen. Nilai Tukar Petani (NTP): Indikator Positif di Tengah Tantangan Selain inflasi, BPS juga merilis data Nilai Tukar Petani (NTP) yang menunjukkan perkembangan positif di Sumsel pada Juli 2024. NTP Sumsel naik sebesar 1,45 persen dari 122,40 menjadi 124,18.

Peningkatan ini dipengaruhi oleh kenaikan NTP pada sebagian besar subsektor, seperti Tanaman Pangan (naik 2,52 persen), Perkebunan (naik 1,47 persen), Perikanan (naik 0,23 persen), dan Perikanan Budidaya (naik 0,91 persen). Namun, beberapa subsektor seperti Hortikultura, Peternakan, dan Perikanan Tangkap mengalami penurunan.

Hortikultura mencatat penurunan NTP terbesar sebesar 4,12 persen, diikuti oleh Peternakan sebesar 1,48 persen dan Perikanan Tangkap sebesar 0,20 persen. Strategi Pemerintah dalam Menghadapi Tantangan Ekonomi Pj Gubernur Elen Setiadi menekankan pentingnya strategi yang matang dalam menghadapi tantangan inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi di Sumsel.

Langkah-langkah yang sudah diambil, seperti berkoordinasi dengan Bulog dan perusahaan-perusahaan terkait, diharapkan dapat mengendalikan harga komoditas yang berpotensi menimbulkan inflasi. Lebih jauh, Elen juga menyadari pentingnya peran sektor pertanian dalam menjaga keseimbangan ekonomi daerah.

Kenaikan NTP di beberapa subsektor menunjukkan bahwa sektor pertanian tetap menjadi tulang punggung perekonomian Sumsel, meskipun beberapa subsektor lainnya mengalami penurunan. Pariwisata dan Transportasi: Penggerak Ekonomi di Tengah Pemulihan BPS Sumsel juga merilis data terkait sektor pariwisata dan transportasi yang menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

Meskipun belum mencapai kondisi sebelum pandemi, sektor pariwisata mulai menunjukkan peningkatan kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Kategori :