Situs Bhre Kahuripan Terbuka: Arkeolog Mengungkap Asal-Usul Peradaban Majapahit

Rabu 31-07-2024,05:54 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Tim ekskavasi yang bekerja di Situs Bhre Kahuripan-Klinterejo baru-baru ini menemukan sebuah artefak berupa mata tombak kuno.

Artefak ini ditemukan dalam keadaan berkarat dan diperkirakan berasal dari era Kerajaan Majapahit. Penemuan ini terjadi pada hari ke-13 dari proses penggalian di situs peninggalan Raja Hayam Wuruk.

Mata tombak yang ditemukan memiliki ukuran sekitar 30 cm x 4 cm dan terletak pada kedalaman sekitar 50 cm di sisi utara Lapangan Klinterejo. Mata tombak ini ditemukan dalam posisi membujur dari timur ke barat tanpa gagang, dengan ujung yang sedikit bengkok.

Penemuan ini mengejutkan, karena Indonesia kembali menghadapi penemuan penting dari masa Kerajaan Majapahit di situs Mojokerto.

Artefak ini ditemukan selama tahap ke-6 ekskavasi di Desa Klinterejo, tepatnya di atas struktur pagar kuno yang terkait dengan Candi Tribhuwana Tunggadewi.

Muhammad Ichwan, ketua tim ekskavasi dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jatim, menjelaskan bahwa mata tombak ini ditemukan pada kedalaman 50 cm pada 31 Juli 2023.

Mata tombak tersebut terletak di atas struktur pagar kedua dari Candi Tribhuwana Tunggadewi, yang digali di bagian barat lapangan sepakbola Desa Klinterejo. Pagar ini membentang dari utara ke selatan, dan mata tombak ditemukan di sisi utara pagar.

Setelah dokumentasi dan pengangkatan, mata tombak tersebut memiliki panjang sekitar 30 cm dan lebar 3-5 cm.

Bagian bawah mata tombak terlihat bengkok, dengan bilah yang lebar di tengah dan meruncing di ujung, serta permukaannya yang telah berkarat. Ichwan menambahkan bahwa ini adalah temuan pertama berupa senjata di situs Bhre Kahuripan dan saat ini tengah dalam proses konservasi.

Ekskavasi tahap ke-6, yang berlangsung dari 17 Juli hingga 16 Agustus, mencakup area penggalian seluas 217,5 kotak gali atau 870 meter persegi.

Penggalian difokuskan pada tiga lokasi: bagian barat lapangan sepakbola Klinterejo, kebun tebu di selatannya, dan titik ketiga di sebelah barat balai tani yang dikenal sebagai Situs Klinterejo. Tujuan dari penggalian ini adalah untuk mengungkap struktur unik dengan denah bujur sangkar seluas 17 x 17 meter dan struktur segitiga di setiap sisinya.

Situs Bhre Kahuripan, yang diduga merupakan kompleks permukiman elit dengan bangunan keagamaan seperti candi, memiliki luas sekitar 300 x 200 meter. Candi Tribhuwana Tunggadewi, yang terletak di bagian timur situs ini, berukuran 14 x 14 meter dan terbuat dari batu andesit.

Di bagian tengah candi terdapat batu yoni dengan dimensi 191 x 184 x 121 cm dan ukiran yang menunjukkan tahun 1294 Saka atau 1372 Masehi.

Temuan lain di Candi Tribhuwana Tunggadewi termasuk lempengan emas berbentuk kura-kura sepanjang 6 cm dan arca batu andesit setinggi 200 cm, lebar 180 cm, dan tebal 25-30 cm. Namun, wujud arca ini tidak dapat dikenali karena kerusakan.

Candi ini dibangun pada masa Majapahit di bawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1350-1389 Masehi). Meskipun belum dapat dipastikan apakah candi ini didedikasikan untuk Tribhuwana atau raja lainnya, diketahui bahwa Ratu Tribhuwana memerintah Majapahit dari 1328 hingga 1350 Masehi sebelum digantikan oleh putranya, Hayam Wuruk.

Kategori :