PAGARALAMPOS.COM- Tasbih Kosong adalah film horor garapan dari sutradara Arie Achmad Buang. Ia juga merangkap sebagai penulis film ini.
Film ini berdasarkan kisah nyata yang terjadi di sebuah desa di Sulawesi Selatan, Indonesia. Desa tersebut terkenal karena mempraktikkan ilmu sesat. Bahkan, tak sedikit orang yang menjadi korban sebagai tumbal.
Tim produser film ini antara lain, Mohit NV, Sunarti Sain, Muh. Zauqiah, dan Atnan Achmad Buang.
Film besutan rumah produksi RUMPI Entertainment, Macora Film, dan Snap Movie Production ini menggunakan beberapa bahasa. Mulai dari bahasa Indonesia, Makassar, dan Arab.
BACA JUGA:Sinopsis Film Korea JUNG_E, Eksperimen Kloning Otak
Film ini sudah tayang di bioskop pada 02 Februari 2023 lalu. Sinopsis Tasbih Kosong menceritakan tentang kejadian mistis yang dialami oleh Umar dan Asti.
Sinopsis film yang menarik, membuat Tasbih Kosong sayang untuk kita lewatkan begitu saja. Film horor ini akan berfokus pada kehidupan masyarakat desa yang percaya dengan hal-hal gaib.
Umar dan Asti mendapatkan tugas untuk memperbaiki data sebuah desa. Desa itu terletak di wilayah terpencil. Sebagian masyarakat yang tinggal di desa tersebut mempunyai perjanjian dengan setan.
Hal ini mereka lakukan demi mendapatkan kemakmuran dan kesejahteraan. Akibat dari perjanjian itu, saat mengadakan ritual utama, mereka harus menumbalkan manusia.
BACA JUGA:Sinopsis Film ToBa Dreams, Terpuji Tanpa Kesan Menggurui
Praktik Ilmu Sesat
Sinopsis Tasbih Kosong berawal ketika Asti dan Umar datang ke sebuah desa terpencil. Asti dan Umar adalah pegawai kantor balai statistic.
Mereka mendapatkan tugas untuk melakukan pembaharuan data di sebuah desa suatu kabupaten di Indonesia. Kemudian saat menerima tugas tersebut, keduanya tampak biasa saja.
Keduanya belum menyadari jika desa tempat mereka bekerja merupakan desa dengan sebagian besar masyarakatnya mempraktikkan ilmu sesat.
Setiap mereka mengadakan ritual, harus menyerahkan tumbal nyawa sebagai balasannya. Selama menjalankan tugas, mereka cukup kesulitan. Hal ini karena sulitnya akses jalan yang harus mereka lalui.
Belum lagi hambatan lainnya, jarak rumah antar rumah cukup jauh, sehingga membutuhkan waktu cukup lama.