PAGARALAMPOS.COM - Suku Mongondow adalah salah satu kelompok etnis yang mendiami bagian utara pulau Sulawesi, Indonesia. Mereka terutama tinggal di Kabupaten Bolaang Mongondow, yang terletak di provinsi Sulawesi Utara. Ibu kota kabupaten ini adalah Lolak, dan Bahasa Mongondow adalah bahasa utama yang digunakan oleh masyarakat setempat.
Kabupaten Bolaang Mongondow resmi dibentuk pada 23 Maret 1954. Wilayah ini dulunya merupakan danau besar, yang kini dikenal karena kesuburannya serta menjadi sumber tambang dan hasil bumi.
Menurut kepercayaan lokal, nenek moyang suku Mongondow dikatakan berasal dari pasangan Gumalangit dan Tendeduata, serta Tumotoiboko dan Tumotoibokat, yang dahulu menetap di Gunung Komasan, kini bagian dari wilayah Bintauna.
Sejarah Pemerintahan
Federasi adalah sistem pemerintahan di mana beberapa wilayah atau negara bagian bergabung dalam sebuah entitas yang lebih besar, dengan setiap bagian memiliki otonomi tertentu dan pemerintahan pusat mengurus urusan nasional. Sistem ini berbeda dari negara kesatuan yang lebih terpusat.
Pada tahun 1925, dibentuk Kerajaan Gabungan Bolaang Mongondow yang meliputi beberapa kerajaan lokal, yaitu:
- Kerajaan Bolaang Mongondow
- Kerajaan Kaidipang Besar (hasil penggabungan Kerajaan Kaidipang dan Bolangitang)
- Kerajaan Bintauna
- Kerajaan Bolaang Uki
Kerajaan Gabungan ini menetapkan Kotamobagu sebagai ibu kota dan membentuk Dewan Kerajaan dengan empat raja sebagai pemimpin. Wilayah ini dibagi menjadi dua zona: Mongondow Utara dan Mongondow Selatan, dengan pembagian sebagai berikut:
- Mongondow Utara: Kerajaan Kaidipang, Kerajaan Bintauna, Pasi, Bolaang
- Mongondow Selatan: Kerajaan Bolaang Uki, Lolayan, Dumoga, Kotabunan
Perkembangan Kerajaan
Pada abad ke-13, para pemimpin Mongondow memilih Mokodoludut sebagai Raja. Namun, setelah Raja Mokodompit meninggal pada abad ke-16, terjadi kekosongan kekuasaan. Dou', seorang pemimpin lokal, kemudian mengambil alih pemerintahan hingga Putra Raja Mokodompit dewasa dan diangkat sebagai Raja ke-7, dikenal sebagai Tadohe atau Sadohe. Di bawah kepemimpinan Tadohe, sistem pemerintahan Kerajaan Bolaang Mongondow mengalami penataan ulang.