Sejarah Kerajaan Padjajaran, Hingga Masa Kehancurannya

Minggu 21-07-2024,23:11 WIB
Reporter : Gusti
Editor : Bodok

Saat itu mendapat dukungan dari Demak di antaranya Banten dan Sunda Kelapa. Pakuan Pajajaran hancur pada tahun 1579 M akibat serangan Kesultanan Banten.

BACA JUGA:Menelusuri Jejak Kerajaan Pajajaran: Dari Raja-raja Legendaris hingga Situs Bersejarah yang Bertahan

Berakhirnya zaman Kerajaan Sunda ditandai dengan dirampasnya Palangka Sriman Sriwacana.

Ini merupakan batu penobatan tempat seorang calon raja dari trah kerajaan Sunda duduk untuk dinobatkan menjadi raja pada tradisi monarki di Tatar Pasundan.

Dari Pakuan Pajajaran ke Keraton Surosowan di Banten oleh pasukan Maulana Yusuf.

Batu itu diboyong ke Banten karena tradisi politik agar di Pakuan Pajajaran tidak dimungkinkan lagi penobatan raja baru,.

Maulana Yusuf mengklaim sebagai penerus kekuasaan Sunda yang sah karena buyut perempuannya adalah putri Sri Baduga Maharaja, raja Kerajaan Sunda.

BACA JUGA:Mengulik Bukti Sejarah Peradaban dari Masa Kejayaan Hingga Runtuhnya Kerajaan Pajajaran

Palangka Sriman Sriwacana tersebut saat ini bisa ditemukan di depan bekas Keraton Surosowan di Banten. Masyarakat Banten menyebutnya Watu Gilang, yang berarti mengkilap atau berseri, sama artinya dengan kata Sriman.

Saat itu diperkirakan terdapat sejumlah penggawa istana yang meninggalkan istana lalu menetap di daerah Lebak.

Mereka menerapkan tata cara kehidupan mandala yang ketat, dan sekarang mereka dikenal sebagai orang Baduy.

Raja Raja Pernah Berkuasa

Berikut adalah raja-raja yang memerintah di Pakuan Pajajaran:

- Sri Baduga Maharaja (1482 – 1521), bertakhta di Pakuan (Bogor sekarang)

- Surawisesa (1521 – 1535), bertakhta di Pakuan

- Ratu Dewata (1535 – 1543), bertakhta di Pakuan

Kategori :