PAGARALAMPOS.COM - Di tengah puncak panen cengkeh tahun 2024, petani cengkeh di Pagaralam mengharapkan harga jual komoditas ini setinggi lonjakan harga kopi yang telah terjadi sebelumnya.
Para petani, seperti Anggrek, seorang warga dari Dusun Jokoh, Kelurahan Jokoh, Kecamatan Dempo Tengah, tengah menghadapi tantangan dalam panen cengkeh mereka.
Anggrek, yang telah memasuki hari keempat panen, mengungkapkan kekhawatirannya tentang hasil panen tahun ini.
"Meskipun sudah memanen selama empat hari, hasil panen tampak kurang memuaskan. Pengaruh cuaca yang tidak mendukung serta kurangnya perhatian ekstra terhadap tanaman cengkeh saya menjadi penyebab utamanya," jelasnya.
BACA JUGA:Dinas PUTR Pagar Alam Luncurkan Inovasi Pelayanan Publik, SIPPALU BARA, Ini Kegunaannya!
Ia mengungkapkan bahwa hasil panen cengkeh kali ini hanya sedikit, jauh dari harapan.
Saat ini, harga cengkeh kering di pasaran berada di kisaran Rp90.000 hingga Rp100.000 per kilogram.
Para petani cengkeh, termasuk Anggrek, sangat berharap agar harga tersebut bisa setidaknya bertahan di angka tersebut atau bahkan mengalami kenaikan, seperti yang terjadi pada harga kopi baru-baru ini.
"Kami berharap harga cengkeh tidak turun secara drastis. Jangan sampai harganya jatuh di bawah Rp100.000," tambah Anggrek dengan penuh harapan.
BACA JUGA:Waspada Cuaca Ekstrem, BPBD Pagaralam Siagakan Petugas 24 Jam
Perawatan cengkeh yang optimal adalah kunci untuk menghasilkan buah yang melimpah dan memastikan harga jual tetap tinggi.
Anggrek menjelaskan bahwa melakukan perawatan yang intensif menjelang panen sangat penting.
"Untuk menghasilkan buah cengkeh yang berkualitas, kami harus mempersiapkan segala sarana dan prasarana, seperti modal tenaga kerja dan tangga cengkeh. Ini semua dilakukan untuk menjamin kelancaran proses panen," ujarnya.
Meskipun menghadapi tantangan cuaca dan perawatan, Anggrek tetap optimis.
BACA JUGA:Tangani Karhutla Secara Efektif dan Efisien, Pj Wako Dukung Pemerintah Pusat Atasi Karhutla