PAGARALAMPOS.COM – Museum Mandala Wangsit Siliwangi adalah saksi bisu dari berbagai peristiwa penting yang pernah terjadi di Indonesia.
Sebelum diresmikan sebagai museum, bangunan ini telah mengalami berbagai fungsi dan peristiwa sejarah yang menarik untuk disimak.
Dibangun pada tahun 1910 di Jalan Oude Hospitalweg, Kota Bandung, bangunan ini awalnya digunakan sebagai markas tentara Belanda dan Jepang.
Setelah Indonesia merdeka, gedung ini diambil alih oleh tentara Indonesia dan dijadikan Markas Besar TNI Divisi Siliwangi.
BACA JUGA:Eksplorasi Sejarah Suku Musi Banyuasin, Mengenal Keberagaman Budaya di Sumatera Selatan
Sejarah Pertempuran dan Pemberontakan
Pada tahun 1950, gedung ini menjadi saksi sejarah pertempuran sengit antara prajurit Siliwangi dengan eks tentara Koninklijk Nederlandsch Indisch Leger (KNIL) pro-Belanda yang bergabung dalam Angkatan Perang Ratu Adil (APRA).
Pertempuran ini dipimpin oleh Raymond Westerling, eks komandan Depot Specuale Troopen (DST) KNIL.
Puluhan tentara Siliwangi gugur dalam pertempuran ini, termasuk Letkol Adolf Lembong, salah satu prajurit terbaik TNI.
BACA JUGA:Berkedok Demi Kesejahteraan Rakyat! Inilah Ritual Menyimpang Raja Kertanegara
Untuk mengenang jasa Letkol Adolf Lembong, namanya diabadikan sebagai nama jalan menggantikan Jalan Oude Hospitalweg.
Transformasi Menjadi Museum
Pada tanggal 23 Mei 1966, Panglima Divisi Siliwangi ke-8, Kolonel Ibrahim Adjie, meresmikan gedung ini sebagai museum militer dengan nama Mandala Wangsit Siliwangi.
Nama ini memiliki makna yang dalam: "Mandala" berarti menyimpan, "Wangsit" berarti petuah, dan "Siliwangi" diambil dari nama divisi TNI kebanggaan warga Jawa Barat.
BACA JUGA:Batu Ajaib dari Langit? Mengupas Kisah Penemuan Meteorit Maryborough yang Menggemparkan!