Mengenal Gunung Patuha: Keindahan dan Fakta Menarik yang Perlu Kamu Tahu

Kamis 18-07-2024,10:54 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Gunung Patuha, yang memiliki ketinggian 2.434 meter di atas permukaan laut, terletak di Rancabali, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Daerah ini merupakan hutan hujan tropis dengan suhu berkisar antara 10 hingga 21 derajat Celsius. Terdapat beberapa jalur pendakian, termasuk Cipanganten, Panceuling, dan akses melalui Kawah Putih.

Kawah Putih, yang terletak sekitar 2.100 meter di atas permukaan laut, adalah kawah terkenal dari Gunung Patuha, yang juga memiliki tiga kawah lainnya:

Kawah Kala, Kawah Cibodas, dan Kawah Tiis (Legoktiis). Lereng gunung ini meliputi tiga desa—Desa Patengan, Desa Sugihmukti, dan Desa Alam Endah—semuanya berada dalam wilayah Kabupaten Bandung, meskipun umumnya dikaitkan dengan Ciwidey.

BACA JUGA:Desa Wisata Gunung Dempo Kota Pagaralam, Pesona Alam dan Potensi Ekonomi Kreatif

BACA JUGA:Rekomendasi 5 Tempat Wisata di Sekitar Majalaya yang Wajib Dikunjungi!

Akses menuju Gunung Patuha cukup mudah dari Kota Bandung, dengan rute melalui Soreang, baik lewat Jalan Kopo, Jalan Banjaran, atau Tol Soroja, dilanjutkan dengan jalan provinsi menuju Ciwidey hingga gerbang Kawah Putih. Jika datang dari Kampung Cipanganten, pengunjung bisa mengikuti jalur menuju Perkebunan Teh Rancabali.

Di sekitar Gunung Patuha, terdapat beberapa gunung lain seperti Gunung Batukorsi di utara, Pasir Tanjakanbima dan Gunung Urug di timur, serta Gunung Patuha 2 (juga dikenal sebagai Gunung Mayit) di barat. Nama "Patuha" berasal dari kata "sepuh," yang telah mengalami perubahan seiring waktu.

Gunung ini meletus pada abad X dan XII, yang membentuk Kawah Putih dengan bebatuan dan air berwarna putih kehijauan, dikelilingi tebing bekas letusan. Dulu, kawasan ini dianggap angker oleh masyarakat, dengan kepercayaan bahwa ada tujuh makam leluhur di puncaknya.

BACA JUGA:Wisata Gunung Dempo Masuk Nominasi ADWI 2024, Begini Penilaian Kemenpar Ekraf RI

BACA JUGA:Wisata Malang 2024: Keindahan Alam dan Daya Tarik Modern yang Tak Terlewatkan

Di Puncak Kapuk, diyakini sebagai tempat berkumpulnya leluhur, terdapat domba putih yang dikenal sebagai Domba Lukutan, yang dianggap sebagai jelmaan leluhur.

Keangkeran daerah ini mulai pudar ketika Dr. Franz Wilhelm Junghuhn, ilmuwan Belanda, mengunjungi Gunung Patuha pada tahun 1837.

Ia menemukan danau cantik di puncak dengan air berwarna putih kehijauan serta bau belerang yang menyengat, yang menjelaskan mengapa burung-burung enggan melintas di atasnya.

 

Kategori :