PAGARALAMPOS.COM – Suku Rejang merupakan salah satu kelompok etnis yang telah lama menetap di Pulau Sumatera, khususnya di Provinsi Bengkulu. Sebagai salah satu suku utama di daerah tersebut, Suku Rejang memiliki sejarah yang panjang dan budaya yang kaya.
Asal-Usul dan Sejarah
Suku Rejang diperkirakan sebagai penduduk asli Bengkulu dan termasuk salah satu suku paling awal di Pulau Sumatera. Nama Rejang kemungkinan berasal dari seorang leluhur bernama Rhe Jang Hyang, yang diduga berasal dari Mongolia dan menetap di wilayah ini sekitar tahun 2090 SM. Mereka mendirikan perkampungan di Kutai Nuak, Napal Putih, Bengkulu Utara. Ketika Inggris menyerahkan pemerintahan Bengkulu kepada Belanda pada tahun 1825, wilayah Suku Rejang yang terletak di pedalaman jarang mengalami kolonialisasi, mencerminkan ketahanan mereka dalam mempertahankan tanah kelahiran.
Ciri Khas Budaya
Suku Rejang, meskipun berada di area terpencil, memiliki sistem pemerintahan adat yang terstruktur dengan baik. Masyarakat mereka dipimpin oleh lima kepala adat yang dikenal sebagai Tuwi Kutei, yang dipilih berdasarkan garis keturunan keluarga. Sistem petulai, yang terdiri dari 10-15 keluarga, menunjukkan adanya struktur hukum adat yang dihormati di kalangan mereka.
Selain itu, Suku Rejang memiliki aksara kaganga, yang merupakan salah satu bentuk tulisan tertua di Indonesia. Aksara ini digunakan untuk berkomunikasi dan mencerminkan kemajuan budaya mereka. Bahasa Rejang memiliki tiga dialek utama—Kepahiang, Curup, dan Lebong—dan termasuk dalam kategori Melayu Proto.
Rumah tradisional mereka, Umeak Potong Jang, memiliki desain atap yang khas dan menjadi simbol budaya yang penting bagi Suku Rejang.
Pakaian Adat
Pada acara pernikahan, wanita Suku Rejang mengenakan pakaian tradisional yang dihiasi dengan sulaman benang emas dan sandal hitam. Hiasan di dahi dan bahu menambah keindahan penampilan mereka. Sedangkan mempelai pria memakai jas dengan rantai emas, selendang bersulam emas, dan keris yang dibungkus dengan songket. Penampilan ini mencerminkan keanggunan dan kekayaan tradisi mereka.
Tradisi Khas
Suku Rejang memiliki berbagai tradisi yang telah dilestarikan, seperti:
1. Tradisi Bekejai: Upacara pernikahan yang melibatkan prosesi penolak bala untuk memastikan kebahagiaan dan kesuksesan pasangan pengantin.
2. Tradisi Kedurai Apem: Dilakukan di Kabupaten Lebong, tradisi ini melibatkan persembahan apem kepada leluhur, biasanya dilaksanakan sebelum penanaman padi sebagai bentuk penghormatan.
3. Tradisi Kedurai Agung: Ritual adat untuk mengungkapkan rasa syukur atas rezeki, dengan menyediakan nasi kuning yang dibungkus daun pisang sebagai simbol berkah.
Suku Rejang merupakan bagian penting dari warisan budaya Indonesia dengan sejarah yang mendalam, peradaban yang maju, dan tradisi yang terus dilestarikan. Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai kekayaan budaya Suku Rejang dan pentingnya melestarikan warisan ini untuk generasi yang akan datang.