PAGARALAMPOS.COM - Meskipun mungkin ada peradaban kuno lain yang tidak diketahui, keenam peradaban manusia ini selalu muncul dalam catatan sejarah dunia sebagai contoh paling awal atau tertua.
Menurut History.com, sebagian besar sarjana menempatkan tempat lahirnya peradaban tertua, atau tempat munculnya peradaban pertama kali, di tempat yang sekarang disebut Irak, Mesir, India, Tiongkok, Peru, dan Meksiko sekitar 3000 SM.
Dimulai di Mesopotamia, masyarakat kuno yang kompleks ini membentuk kemajuan budaya dan teknologi. Beberapa di antaranya masih relevan hingga saat ini.
BACA JUGA:Sejarah Etnis Rejang, Konon Menelusuri Sungai Musi Hingga Menetap di Bengkulu
BACA JUGA:Catatan Sejarahwan Belanda, Begini Sejarah Suku Daya KOMERING di Sumsel
"Banyak aspek kehidupan modern di seluruh dunia berasal dari budaya kuno di wilayah masing-masing yang sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu," kata Amanda Podany, profesor sejarah di California State University, Polytechnic Institute.
Berikut adalah enam peradaban kuno terawal dan warisan yang mereka tinggalkan di dunia:
1. Mesopotamia, 4000-3500 SM
Terletak di antara Sungai Tigris dan Efrat di wilayah yang sekarang Irak, Kuwait, dan Suriah, Mesopotamia dikenal sebagai tempat lahirnya peradaban. Masyarakat ini menghasilkan kemajuan signifikan dalam bidang literasi, astronomi, pertanian, hukum, matematika, dan arsitektur.
BACA JUGA:Penemuan Prasasti Kuno di Sacsayhuamán Berusia 30.000 Tahun, Mengguncang Sejarah Manusia
BACA JUGA:Eksplorasi Sejarah Jalan Braga: Destinasi Wisata yang Sarat Makna di Bandung
2. Mesir Kuno, 3100 SM
Berada di lembah Sungai Nil yang subur, Mesir kuno dikenal dengan piramida, makam, dan praktik mumifikasinya. Mereka juga mengembangkan sistem penulisan hieroglifik dan memiliki tradisi seni yang indah.
3. India Kuno, 3300 SM
Di India kuno, agama Hindu berkembang bersama dengan sastra dan arsitektur yang canggih. Peradaban Lembah Sungai Indus, di wilayah yang sekarang India, Afghanistan, dan Pakistan, juga dikenal karena kota-kota mereka yang terorganisir dengan baik.