Di situ ia dibantu oleh Shimazu Koji (Hiroyuki Sanada) manajer dari Hotel Continental cabang Jepang.
Di sisi lain, Winston kini berstatus sebagai Excommunicado, setelah dikeluarkan High Table akibat dianggap gagal membunuh John Wick.
Winston dan Koji juga harus menanggung konsekuensi lantaran membantu John Wick.
Marquis juga merekrut Caine (Donnie Yen), seorang pembunuh bayaran buta yang sejatinya merupakan mantan rekan dari John Wick.
Setelah berusaha mati-matian mempertahankan dirinya dan selamat dari kejaran Marquis, John Wick menyadari bahwa satu-satunya cara untuk lepas dari cengkraman the High Table adalah dengan menantang Marquis dalam duel hidup dan mati.
Jika John Wick menang, The High Table akan menepati janjinya dan John Wick tidak lagi menjadi target operasi.
Apa pun hasilnya, sang baba yaga John Wick tahu bahwa dia telah meninggalkan kehidupan yang baik sejak lama.
Tema aturan dan konsekuensi memang amat ditekankan dalam film ini.
Sesuai kata Winston, "Kita hidup dalam aturan, karena tanpa aturan kita tidak berbeda dengan hewan."
John Wick tahu betul bahwa apa yang dialaminya kali ini merupakan konsekuensi dari kehidupan lamanya.
Bahkan, kini nyawanya dipertaruhkan lebih dari sekadar balas dendam anjingnya yang tewas ditembak di film pertama.
Film ini juga menjawab pertanyaan dari penonton selama ini, sebegitu pentingnya kah membunuh John Wick?
Rupanya High Table memang menganggap John Wick bukan sekadar sebagai satu manusia (lebih tepatnya satu pembunuh bayaran) belaka, melainkan sebagai idealisme atau gagasan pembangkangan terhadap aturan ketat yang mereka terapkan.
Mereka tidak ingin kenyamanan memimpin organisasi bawah tanah itu dirusak oleh John Wick-John Wick lainnya.