PAGARALAMPOS.COM - Dalam seminggu terakhir, pasar cryptocurrency mengalami penurunan signifikan, meskipun sejumlah data ekonomi menunjukkan indikasi positif untuk aset berisiko.
Analis asal Belanda, Michael van de Poppe, memberikan penjelasan mengenai berbagai peristiwa yang berkontribusi terhadap fluktuasi harga Bitcoin dan altcoin.
Melalui media sosial X, Poppe mengurai beberapa faktor yang kemungkinan besar mempengaruhi pasar kripto.
Faktor pertama yang diangkat adalah data Indeks Harga Konsumen (CPI) yang diumumkan pada hari Rabu.
BACA JUGA:Rangkuman 24 Jam Terakhir di Dunia Kripto, Ini 10 Berita Utama yang Perlu Anda Ketahui
Hasil tersebut menunjukkan kelangkaan yang lebih rendah dari perkiraan, dengan CPI Reguler tercatat pada angka 3,3 persen, sedikit di bawah ekspektasi 3,4 persen.
Begitu juga, Core CPI Reguler berada di angka 3,4 persen, di bawah proyeksi 3,5 persen.
“Dari angka bulanan yang ada juga mencatat hasil positif, dengan perubahan 0,0 persen dibandingkan ekspektasi 0,1 persen dan 0,2 persen dibandingkan 0,3 persen. Serta data ini biasanya menguntungkan bagi aset berisiko seperti cryptocurrency, karena memberikan harapan adanya penurunan suku bunga oleh The Fed,” ungkap Poppe.
Faktor kedua adalah data Indeks Harga Produsen (PPI) yang dirilis pada hari Kamis.
BACA JUGA:Pasar Kripto Memasuki Minggu Ketiga Agustus 2024: Investor Bimbang, Bitcoin di Titik Kritis
Data ini menunjukkan inflasi produsen yang lebih rendah dari perkiraan, dengan PPI Reguler tercatat 2,2 persen, di bawah ekspektasi 2,5 persen.
Sementara itu, Core PPI Y/Y berada di 2,3 persen, sedikit di bawah ekspektasi 2,4 persen.
Dari data bulanan juga menguntungkan, dengan angka -0,2 persen dibandingkan 0,1 persen dan 0,0 persen dibandingkan 0,3 persen.
Terjadinya kelangkaan ini seharusnya menambah optimisme di pasar kripto, namun realitanya justru sebaliknya.
BACA JUGA:Lufina Umumkan Program Game Berhadiah Kripto dengan Hadiah Total US$1 Juta di ClickCity