PAGARALAMPOS.COM - Setiap tahun, langit di atas Wonosobo menjadi saksi dari keindahan dan keceriaan Festival Balon Udara, sebuah acara yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah dan budaya daerah tersebut.
Dengan tradisi yang dimulai sejak pertengahan 1920-an, festival ini bukan hanya sekadar pesta rakyat, namun juga menyimpan cerita panjang tentang kreativitas, semangat, dan kebanggaan warga Wonosobo.
Dikisahkan bahwa festival ini pertama kali ditemukan oleh seorang pangkas rambut bernama Bapak Atmo Goper, seorang seniman dari Krakal Tamanan, Karangluhur, Kertek, Wonosobo.
Terinspirasi oleh pendaratan balon udara berpenumpang yang pernah ia saksikan, Bapak Atmo Goper menciptakan balon udara pertamanya dari kertas pilus dan kertas payung pada tahun 1920-an.
BACA JUGA:Mengenal Lebih Dekat, Sifat dan Karakter Pandawa Lima dalam Kisah Pewayangan Mahabharata
Meskipun pada awalnya hanya dikenal oleh warga Dusun Krakal Tamanan, namun seiring berjalannya waktu, festival ini merambah ke desa-desa lain di Wonosobo.
Perkembangan teknologi membawa perubahan dalam pembuatan balon udara, mulai dari balon plastik pada tahun 1970-an hingga kertas minyak pada tahun 1990-an.
Namun, meskipun berbagai perubahan terjadi, semangat dan kecintaan warga Wonosobo terhadap festival ini tetap tidak tergoyahkan.
Era reformasi memperkenalkan perubahan besar dalam festival ini, menjadikannya sebagai atraksi utama dalam perayaan hari jadi Kabupaten Wonosobo.
BACA JUGA:Silsilah Keluarga Mahabharata, Mengungkap Asal Usul Pandawa dan Kurawa
BACA JUGA:Batu Ajaib dari Langit? Mengupas Kisah Penemuan Meteorit Maryborough yang Menggemparkan!
Pada tahun 2005, penerbangan balon udara dalam skala besar menjadi bagian tak terpisahkan dari festival ini.
Tahun 2006 menjadi tahun penting dalam sejarah festival, ketika pihak panitia berhasil menggandeng sponsor-sponsor besar dan mencatatkan rekor MURI dengan menyelenggarakan festival dengan 170-an balon udara yang dihadiri oleh 50.000 wisatawan.
Meskipun pernah memicu protes dari dunia penerbangan nasional pada tahun 2015, tradisi penerbangan balon udara di Wonosobo tetap dilanjutkan hingga saat ini.
Festival ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga menjadi momentum untuk memperkenalkan kekayaan budaya dan sejarah Wonosobo kepada masyarakat luas.