Selain itu, penting juga untuk dicatat bahwa pernyataan OSO menegaskan pentingnya kualitas calon yang diusung, menunjukkan bahwa faktor kompetensi dan rekam jejak akan menjadi pertimbangan utama dalam proses pemilihan.
Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam kontestasi politik yang semakin ketat, pemilih di DKI Jakarta diharapkan akan memilih berdasarkan pada kualitas dan kapabilitas calon yang diusung, bukan sekadar afiliasi partai.
Meskipun belum ada pembicaraan konkret mengenai koalisi, pernyataan OSO juga memberikan gambaran bahwa proses pembentukan koalisi di tingkat lokal seperti Pilkada DKI Jakarta tidaklah mudah.
Faktor-faktor seperti kebijakan, strategi, dan dinamika internal partai politik dan calon potensial akan memainkan peran penting dalam menentukan arah koalisi yang akan terbentuk.
BACA JUGA:Rumah Baghi Besemah, Keunikan Arsitektur yang Tahan Gempa dan Tak Pernah Roboh
Dengan demikian, pernyataan OSO mencerminkan fase awal dari persiapan politik yang intens menuju Pilkada DKI Jakarta 2024.
Dinamika politik di tingkat lokal ini akan terus menjadi sorotan publik karena DKI Jakarta sebagai salah satu wilayah dengan pengaruh politik yang signifikan di Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, akan menarik untuk melihat bagaimana perkembangan selanjutnya dari pernyataan dan langkah-langkah strategis yang diambil oleh Hanura dan aktor politik lainnya dalam menghadapi Pilkada yang akan datang. *