4. Babi Hutan Gunung Cikuray
Pemandangan yang satu ini tentunya sudah tidak asing lagi bagi mereka yang pernah mendaki Gunung Cikuray.
Ya, dia adalah "Bagasu" atau Bagong Ganas. Para pendaki memberi nama "Bagasu" kepada babi hutan Gunung Cikuray yang sering mengunjungi kamp pendakian gunung.
BACA JUGA:Pekalongan Mempesona! Inilah 5 Spot Wisata Alam dengan View Cantik yang Cocok Untuk Liburan
Inilah beberapa fakta menarik Gunung Cikuray yang patut Anda ketahui.
Menurut para ahli sejarah, nama asli Gunung Cikuray adalah Gunung Lalang Srimangati.
Konon di lereng ini terdapat sebuah tempat bernama Mandala.
Tempat ini merupakan tempat tinggal para biksu yang mengabdi pada pencarian ilmu pengetahuan dan penelitian, serta merupakan cikal bakal tradisi tekstual Kerajaan Padjadjaran pada abad ke-17.
BACA JUGA:Inilah 5 Objek Wisata Lubuk Linggau dengan Daya Tarik Wisata Alamnya yang Indah
Dokumen-dokumen kuno yang tersimpan di reruntuhan Kabuyutan Cibului di lereng barat Gunung Cikuray banyak bercerita tentang Gunung Lalang Srimangati.
Menurut situs roamgarut.com, Raden Saleh menemukan teks Lontar Sunda kuno di kawasan ini pada tahun 1856, yang kemudian disumbangkan ke Bataviashe Genootshap (sekarang Museum Nasional Jakarta).
Naskah Lontar Cropac No. 410 di atas daun lontar bertuliskan “Naskah Kalita Pakuan Raden Saleh, Pantun Sunda” dan bertuliskan Kai Raga, cucu pertapa Gunung Chiklai.
Kai Raga adalah seorang pertapa Gunung Larang Srimangati yang sering menulis.
BACA JUGA:8 Rekomendasi Wisata Pantai Cantik yang Ada di NTB
Berdasarkan keterangan Ratu Pakuan (1970) karya Atja dan Tiga Pesona Sunda Kuno (2009) karya J. Noorduyn dan A. Teeuw.
Berdasarkan dua buku, Kai Raga adalah seorang pertapa yang tinggal di dekat Suthanantun di Gunung Larang Srimanganti.