Sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya, keberadaan Batik ‘Seghumpun Kecubung’ diharapkan tidak hanya menjadi tren sesaat, tetapi juga menjadi warisan berharga yang dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Melalui pemahaman akan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya, diharapkan masyarakat akan semakin mencintai dan melestarikan warisan nenek moyang mereka.
Dengan demikian, Batik ‘Seghumpun Kecubung’ bukan hanya sekadar kain berwarna-warni, melainkan juga sebuah cermin dari kekayaan budaya dan semangat gotong royong yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat Pagaralam.
BACA JUGA:Cerita Pilu Dokrer di Rafah, Dubalik Kekejian Serangan Israel Kepada Penduduk Palestina
Keberadaannya dalam Sriwijaya Expo Tahun 2024 menjadi bukti nyata bahwa keindahan budaya lokal tetap memiliki daya tarik yang tidak terkalahkan di tengah arus modernisasi. *