Mengungkap Temuan Sisa-sisa Masjid Kuno di Israel yang Berhasil Ditemukan Arkeolog

Sabtu 25-05-2024,07:58 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

Penggalian awal situs tersebut pada tahun 1950-an membuat para ahli percaya bahwa bangunan tersebut adalah pasar Bizantium yang kemudian digunakan sebagai masjid. Namun penggalian Cytryn-Silverman menggali lebih dalam hingga ke bawah lantai.

Koin dan keramik yang terletak di dasar fondasi yang dibuat dengan kasar membantu memperkirakan usianya sekitar 660-680 M, hampir satu generasi setelah kota tersebut direbut. Dimensi bangunan, denah berpilar, dan kiblat, atau relung salat, sangat mirip dengan masjid-masjid lain pada masa itu.

BACA JUGA:Peta-Peta Penting Sepanjang Sejarah Kartografi, Dari Yang Kuno Hingga Pencetus Globe

BACA JUGA:Jadi Bukti Peradaban Manusia di Zaman Batu! Arkeolog Berhasil Temukan Benteng Prasejarah di Serbia

Avni mengatakan bahwa sejak lama para akademisi tidak yakin dengan apa yang terjadi pada kota-kota di Levant dan Mesopotamia yang ditaklukkan umat Islam pada awal abad ketujuh.

"Pendapat-pendapat sebelumnya mengatakan ada proses penaklukan, penghancuran, dan kehancuran. Namun saat ini para arkeolog memahami bahwa ada proses yang cukup bertahap, dan di Tiberias Anda bisa melihatnya," ujarnya.

Masjid pertama yang dibangun di kota yang baru ditaklukkan ini berdiri berdampingan dengan sinagoga lokal dan gereja Bizantium yang mendominasi cakrawala.

Fase paling awal dari masjid ini lebih sederhana dibandingkan struktur yang lebih besar dan megah yang menggantikannya setengah abad kemudian, kata Cytryn-Silverman.

"Setidaknya sampai masjid monumental ini didirikan pada abad kedelapan, gereja terus menjadi bangunan utama di Tiberias," sebutnya.

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Makam Kuno di Bendungan Keureuto! Begini Rekomendasi Arkeolog

BACA JUGA:Mengungkap Jejak Sejarah Asal-usul Terbentuknya Gunung Arjuna di Malang

Dia mengatakan hal ini mendukung gagasan bahwa para penguasa Muslim awal yang memerintah populasi non-Muslim mengadopsi pendekatan toleran terhadap agama lain, sehingga memungkinkan adanya zaman keemasan semua agama harmonis hidup berdampingan.

"Anda lihat bahwa awal pemerintahan Islam di sini sangat menghormati penduduk yang merupakan penduduk utama kota ini: Kristen, Yahudi, Samaria," kata Cytryn-Silverman.

"Mereka tidak terburu-buru untuk mewujudkan kehadirannya di gedung-gedung. Mereka tidak menghancurkan rumah ibadah orang lain, namun mereka benar-benar menyesuaikan diri dengan masyarakat tempat mereka menjadi pemimpinnya," tutupnya.

 

 

Kategori :