PAGARALAMPOS.COM - Masyarakat Jawa merupakan campuran antara orang Austroasiatik dan orang Austronesia yang berinteraksi dalam jangka waktu lama.
Akibat interaksi ini, masyarakat Jawa awal yang menetap di Pulau Jawa mulai mengadopsi bahasa Austronesia sebagai bahasa utama mereka, yang mengakibatkan mereka memiliki sekitar 20–30% gen Austronesia dan 50–60% gen Austroasiatik.
Suku Jawa adalah kelompok etnis yang banyak menghuni Pulau Jawa, khususnya di area bekas kerajaan Mataram. Namun, kehadiran suku ini tidak hanya terbatas di Pulau Jawa saja; mereka juga tersebar di seluruh Indonesia.
Selama masa Orde Baru, penduduk Pulau Jawa berpartisipasi dalam berbagai proyek reinkarnasi, yang turut memengaruhi persebaran mereka.
BACA JUGA:Lagi Booming di Bandung, 9 Wisata Hits di 2024
BACA JUGA:Menelusuri Bendungan Kuningan: Wisata Keluarga di Jawa Barat yang Menawan
Keunggulan suku Jawa tak lepas dari sejarah panjangnya, dengan kebudayaan Jawa yang termasuk salah satu yang paling maju di Indonesia. Suku Jawa, sebagai suku bangsa Austronesia terbesar di Indonesia, berasal dari daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pada tahun 2010, sekitar 40,22% dari populasi Indonesia adalah suku Jawa.
Selain di Indonesia, komunitas suku Jawa juga ditemukan di Kaledonia Baru dan Suriname, di mana mereka dibawa selama masa penjajahan Belanda sebagai buruh.
Di Suriname, mereka dikenal sebagai orang Jawa Suriname. Selain itu, terdapat juga populasi suku Jawa yang signifikan di Malaysia, Singapura, Arab Saudi, dan Belanda.
BACA JUGA:Pesona Alam Bandar Lampung: 5 Tempat Wisata dengan Pemandangan yang Mengagumkan
BACA JUGA:Rasakan Kesegaran Maksimal di 8 Destinasi Wisata Air Terbaik Bandung
Mayoritas orang Jawa menganut agama Islam, sementara sebagian kecil beragama Kristen, Hindu, dan Buddha.
Berikut adalah beberapa teori mengenai asal-usul suku Jawa:
1. Menurut Arkeolog