Dengan modal yang dipinjam dari BRI, dia membeli perusahaan kayu yang tengah mengalami kesulitan keuangan dan mengubahnya menjadi PT Barito Pacific.
Bisnis PT Barito Pacific berkembang pesat di bawah kepemimpinan Prajogo.
Dengan hak konsesi lahan yang luas di seluruh Indonesia, perusahaan ini menjadi salah satu produsen terkemuka di bidang plywood, blockboard, particle board, dan woodworking product.
Suksesnya tidak berhenti di situ. Prajogo terus berkembang, bahkan ketika bisnis pengolahan kayu mulai mengalami kemunduran pada tahun 2000-an.
BACA JUGA:Mengungkap Kenaikan Kekayaan Bos Pajak, Sri Mulyani Menyoroti Lonjakan Harta Suryo Utomo
Melihat peluang baru, Prajogo beralih ke bisnis petrokimia dan energi.
Dia mengambil alih mayoritas saham PT Chandra Asri, sebuah perusahaan petrokimia ternama di Indonesia.
Melalui merger dengan Tri Polyta Indonesia pada tahun 2011, perusahaan ini menjadi salah satu pemain terbesar dalam industri petrokimia di Tanah Air.
Kisah sukses Prajogo Pangestu adalah bukti nyata bahwa dengan tekad dan ketekunan, seseorang dapat meraih kesuksesan tanpa mengenal kata menyerah.
BACA JUGA:6 Fakta Busana dan Kain Minang yang Penuh Filosofis. Bukti Kekayaan Budaya yang Menawan
Dari seorang sopir angkot hingga menjadi salah satu konglomerat terkaya di Indonesia, perjalanan hidup Prajogo menginspirasi banyak orang untuk terus berjuang dan menggapai impian mereka.
Keberhasilan Prajogo Pangestu tidak hanya merupakan hasil dari kecerdasan dan kerja kerasnya sendiri, tetapi juga dari kemampuannya untuk memanfaatkan peluang dan menjalin hubungan bisnis yang kuat.
Selama era pemerintahan Presiden Soeharto, Prajogo menjalin kerja sama dengan perusahaan yang memiliki hubungan dekat dengan pemerintah.
Ini membantunya mengembangkan bisnisnya lebih lanjut, terutama di sektor pengolahan kayu.
BACA JUGA:Indonesia Kaya, Inilah 5 Fakta Kekayaan Alam Indonesia, Dari Flora Fauna Hingga Bangunan Bersejarah
Namun, ketika bisnis kayu mengalami kemunduran pada awal tahun 2000-an, Prajogo tidak menyerah.